Mohon tunggu...
Nur Halipah
Nur Halipah Mohon Tunggu... Editor - Ordinary girl with extraordinary life

Freelance with Freedom

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Psikologi Analitis dalam Konsep Album BTS

28 Maret 2019   19:59 Diperbarui: 29 Maret 2019   07:45 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Carl Jung menyebut kecenderungan bawaan manusia untuk bergerak menuju perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan yang diwarisi sebagai self (diri). Diri terdiri atas kesadaran dan ketidaksadaran pikiran lalu diintegrasi dari semua arketipe; kekuatan pria dan wanita, kebaikan dan kejahatan, serta gelap dan terang. Penyatuan elemen-elemen yang bertentangan ini kemudian membentuk kepribadian secara total dalam sebuah realisasi diri.

Menurut beberapa penggemar, Map of the Soul: Ego, yang merupakan bentuk realisasi diri dalam bentuk kesadaran akan menjadi tajuk terakhir dari trilogi album Map of the Soul.

Setelah mempelajari tentang arketipe tersebut, saya semakin yakin bahwa BTS tidak sembarangan dalam mengonsep album. Ketujuh pemuda tersebut ingin menggunakan musik mereka sebagai pengubah dunia. Mereka menyebarkan pesan positif dan turut berbagi kebahagian pada sesama manusia.

Map of the Soul adalah bentuk cerita dari fase  yang mereka lalui sebagai manusia dan musisi dunia. Mereka pernah dengan segala upaya menunjukkan banyak persona agar mendapat pengakuan dunia, melawan shadow yang membuat mereka takut berkarya, menyembunyikan sisi anima agar tidak disebut pria "cengeng". Namun, pada akhirnya mereka sadar bahwa yang harus mereka lakukan adalah menerima segala bentuk kekurangan yang mereka miliki, lalu menggabungkan dengan hal positif yang telah ada untuk membentuk self sebagai titik akhir realisasi diri mereka. 

Akhirnya, pengalaman itu yang kini mereka sampaikan pada dunia bahwa setiap individu di dunia ini bisa melawan ketakutannya bersama-sama. Inilah yang membuat saya semakin kagum dan yakin bahwa BTS akan menjadi  musisi yang melegenda di masa mendatang.

Seperti kebanyakan orang, saya memiliki banyak kesalahan, saya punya banyak lagi ketakutan, tetapi saya akan merangkul diri saya sekeras yang saya bisa dan saya mulai mencintai diri saya sendiri secara bertahap. Mungkin saya membuat kesalahan kemarin, tetapi saya yang kemarin tetaplah saya, hari ini saya dan siapa saya. Besok, saya mungkin sedikit lebih bijak, dan itu akan menjadi saya juga. Saya telah mencintai diri sendiri untuk siapa saya dan akan menjadi seperti apa saya nanti. Tidak peduli siapa kamu, dari mana kamu berasal, warna kulitmu, identitas gendermu, berbicaralah pada dirimu sendiri. Temukan namamu dan temukan suaramu—Kim Nam-Joon/RM BTS dalam pidato di UN PBB, 24 September 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun