Mohon tunggu...
Nur Halipah
Nur Halipah Mohon Tunggu... Editor - Ordinary girl with extraordinary life

Freelance with Freedom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Saya Tidak Percaya Diri pada Tulisan Saya

17 Maret 2019   17:28 Diperbarui: 18 Maret 2019   12:04 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, berhenti memikirkan omongan orang lain. Ada saatnya kita harus bersikap "bodo amat". Bukan berarti kita menentang kritik terhadap tulisan kita, tetapi dalam kasus ini kita harus berhenti untuk berpikir berlebihan. Buang ketakutan-ketakutan yang tidak perlu.

Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda. Suka atau tidak suka itu subjektif. Bagus dan tidak bagus itu relatif pada acuan yang dijadikan patokan. Jika ada yang tidak suka dengan tulisan kita, bisa jadi selera mereka bukan pada jenis tulisan kita meski tulisan kita bagus. Namun, bisa jadi hal sebaliknya terjadi.

Pandai-pandailah menanggapi kritik. Saya sudah membahasnya pada artikel saya, Kritik untuk Tulisanku dan Tulisanmu. Saya yakin setelah itu kita bisa lebih leluasa dan tenang saat menulis.

Kedua, analisis diri kita. Pernah mendengar tentang analisis SWOT? Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities (kesempatan), dan Threats (ancaman). 

Analisis tersebut biasanya digunakan untuk menganalisis peluang membuka usaha. Namun, dalam praktik pengembangan diri, analisis tersebut juga dapat dilakukan.

Lebih lanjut, kita dapat mengikuti langkah (SWOT Analysis) untuk membuat analisis terhadap diri kita. Dengan cara ini, kita akan terbantu untuk mengatasi "ancaman" ketakutan pada diri kita, lalu menyiapkan amunisi penuh dengan "kekuatan" yang kita miliki untuk membuat tulisan yang baik.

Ketiga, cari teman yang bisa membantu. Percayalah, bahwa kita tidak hidup sendiri di dunia ini. Menyimpan sendiri rasa takut, hanya akan menambah beban diri kita. Jangan sungkan untuk mencari teman yang dapat dijadikan tempat bersandar. Ceritakan hal-hal yang mengganggu pikiran kita. Bisa jadi, teman-teman ini akan memberikan saran yang baik untuk kita. Selain mengembalikan kepercayaan diri, sangat mungkin teman yang kita ajak diskusi dapat memberikan saran agar tulisan kita lebih baik.

Keempat, mulai menulis kembali. Jika kita masih berkutat dengan segala pikiran tidak penting di kepala kita, saya yakin selamanya kita hanya terkungkung dalam tempurung. Menulislah kembali. Lupakan semua rasa takut. Kepercayaan diri seorang penulis tecermin dari tulisannya. Penulis yang baik lahir dari rasa percaya terhadap tulisannya.

Terakhir dan paling penting, ubah pola pikir kita. Dari banyak hal yang saya jabarkan di atas, masalah utama ada pada pola pikir. Kita sendiri yang membebani diri dengan rasa takut akan kegagalan, apreasiasi yang tidak baik, serta hal-hal lain yang semakin menjatuhkan diri.

Tidak ada yang sempurna. Kita akan kelelahan mengharap bahwa beras kualitas terbaik tidak akan luput dari kerikil. Maka dari itu, terima saja jika ada yang mengomentari kekurangan tulisan kita. 

Pujian bukanlah segala-galanya, terkadang justru menjatuhkan kita. Tidak dapat dimungkiri, budaya "tidak enakkan" orang Indonesia membuat pembaca takut untuk berkomentar jujur. Banyak "memalsukan" komentar di balik topeng pujian dan justru menjadi kesalahan terbesar menjatuhkan seorang penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun