Ketiga, evaluasi dan menindaklanjuti kritik
Simpan dalam bentuk catatan kritik yang kalian terima. Diamkan beberapa saat (bisa dalam hitungan hari), kemudian baca kembali kritik tersebut. Seleksi kritik yang memang menunjukkan kesalahan paling fatal dalam karya kita.
Kemudian, buka kembali catatan kritik saat menulis karya baru. Gunakan catatan tersebut sebagai pengingat serta petunjuk untuk memperbaiki tulisan baru yang akan kita publikasikan.
Keempat, membuka hati dan pikiran
Pernah mendengar hukum Pascal? Pascal mengatakan bahwa tekanan adalah gaya tegak lurus yang bekerja pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang tersebut.
p = F/A
Mari kita analogikan hukum Pascal ini dalam kasus kritik kita. P adalah tekanan yang kita rasakan, F adalah kritik yang ditujukan kepada kita, dan A adalah luasnya hati dan pikiran kita.
Dalam kondisi kritik yang banyak, tetapi kita tidak menyiapkan hati dan pikiran---mendekati nol (tertutup)---maka tingkat tekanan yang kita rasakan hampir mendekati tak hingga. Artinya, kita hanya membebani diri dan sudah pasti menghambat kemajuan menulis.
Sekarang, kita tukar posisinya. Saat kita membuka luas hati dan pikiran (mendekati tak hingga)---dengan kritik sebanyak apa pun---maka tekanan yang kita rasakan mendekati nol. Hal ini akan menghadirkan suasana positif sehingga kita mudah untuk mengembangkan kemampuan menulis.
Namun, bayangkan jika kita tidak mendapatkan kritik sama sekali. Sekalipun kita membuka hati dan pikiran, tetap saja tekanan yang kita terima tidak ada.Â
Sayangnya, hal ini bukan hal positif. Tanpa kritik, tentu sulit merefleksikan kekurangan tulisan kita. Seperti penjelajah yang kehilangan peta, kita tidak tahu arah jalan dan tujuan.
Ada dua kemungkinan ketika tulisan kita tidak mendapat kritik; tulisan kita sudah bagus atau sudah tidak ada yang peduli dengan karya kita. Saya berharap bahwa pilihan kedua tidak akan pernah terjadi pada diri kita.Â
Terakhir, ucapkan terima kasih