Mohon tunggu...
Nur Cholish Majid
Nur Cholish Majid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berkelana sambil belajar

Seorang Musafir Kelana

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Istri, Mentor sekaligus Partner untuk Berdikari

31 Januari 2022   21:39 Diperbarui: 31 Januari 2022   21:40 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Boba/ Sumber: Dokumen Pribadi

Kata orang menikah bisa mendatangkan rezeki, itu karena ada belahan hati yang siap menenangkan dan membantu ketika dalam kesusahan.

Setiap suami adalah nahkhoda dari bahtera rumah tangga, namun di balik nakhoda yang andal menerjang badai terdapat navigator ulung yang membantunya melewati hadangan gelombang besar.

Saya menikah pada tahun 2013. Sebagai seorang suami saya bertanggung jawab untuk memenuhi nafkah istri dengan bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Tapi ternyata perempuan pilihan saya tidak ingin berpangku tangan begitu saja dan hanya menunggu gaji bulanan dari suami.

Ia melihat peluang dengan tidak adanya toko pakaian di kampung tempat tinggal kami, sehingga setiap orang yang ingin membeli pakaian harus ke desa sebelah.

Kami tinggal di daerah hulu Sungai Mahakam, tepatnya di Desa Sebulu Ilir yang masih termasuk ke dalam Kabupaten Kutai Kartanegara.

Untuk mendapatkan barang dagangannya, istri memesan barang dagangan dari Pulau Jawa yang dikirimkan melalui jasa kurir. Saat itu hanya JNE satu-satunya jasa pengiriman kilat yang kurirnya mau masuk ke desa kami dan mengirimkan paket langsung ke depan pintu rumah. JNE adalah partner pertama istri saya dalam memulai usahanya yang terus berlanjut hingga sekarang.

Walaupun akses jalan dari Tenggarong saat itu tidaklah semulus sekarang dengan banyaknya titik jalan yang rusak dan berlubang, ditambah lagi harus menyeberangi Sungai Mahakam dengan menggunakan perahu feri penyeberangan, para kurir JNE tidak pernah terlambat mengantarkan paket jualan yang sudah ditunggu-tunggu oleh para pelanggan. Sehingga semakin menambah kepercayaan para pembeli yang memesan untuk bisa mengenakan pakaian idamannya di waktu-waktu yang spesial.

Untuk memudahkan pembeli, istri menawarkan pakaiannya untuk dibayar secara angsuran, yang ternyata cara ini mampu dengan cepat meningkatkan penjualannya. Selain itu melihat peluang dengan dekatnya rumah dari sekolah mulai tingkat TK hingga SMK, istri berinisiatif menawarkan dagangannya kepada para siswa dengan cicilan melalui uang saku mereka setiap harinya. Banyak anak SMP dan SMK yang menjadi langganan dan membeli pakaian baru setiap bulannya. Setiap harinya mereka hanya mencicil dari 2000 rupiah. Bahkan ada beberapa anak SD yang ikut juga membeli baju.

Mereka yang awalnya harus menunggu lebaran atau meminta dibelikan orang tua kini bisa memiliki pakaian baru yang diidamkan untuk mengikuti gaya anak muda yang kekinian dan tidak ketinggalan trend.

Dengan ramainya anak-anak sekolah yang menyebarkan berita dagangan istri kepada orang tua dan keluarganya semakin ramailah pelanggan istri hingga dari kampung-kampung sebelah yang sudah lebih dulu punya toko baju.

Ujian Setiap Wirausaha

Akan tetapi seperti setiap usaha lainnya selalu akan menghadapi pasang surut dan rintangan.

Pada 2019 harga batu bara anjlok yang katanya karena oversupply sehingga membuat sebuah perusahaan batu bara besar dan beberapa tambang batu bara kecil di daerah kami tutup. Hal ini langsung memberikan efek domino bagi masyarakat yang memang banyak bekerja di sektor tambang atau mengantungkan hidup dari sana.

Bukan hanya karena karyawan yang terkena PHK melainkan juga usaha yang terkait dengannya seperti jasa antar jemput karyawan, ketering hingga warung-warung pinggir jalan termasuk usaha istri.

Sebagian besar langganannya adalah istri atau anak dari karyawan batu bara yang kemudian diPHK menyebabkan banyaknya kredit macet (yang bahkan tidak terbayarkan hingga kini). Bahkan mereka yang memang adalah pendatang dan hanya datang ke kampung kami untuk bekerja di tambang akhirnya pergi tanpa melunasi hutang-hutangnya, sehingga untuk menutupi kerugiannya, istri hanya mengandalkan setoran dari anak-anak sekolah.

Buku Catatan Piutang/ Sumber : Dokumen Istri
Buku Catatan Piutang/ Sumber : Dokumen Istri

Tidak patah arang istri juga memanfaatkaan dekatnya lingkungan sekolah untuk membuka kedai es boba yang sedang viral. Saat itu penghasilan istri sudah lebih besar dari saya dan kami telah memiliki dua orang buah hati.

Namun pandemi virus korona kemudian melanda yang memaksa sekolah tatap muka untuk ditiadakan sementara. Usaha kedai boba sepi dan kredit macet semakin bertambah dengan banyaknya anak sekolah yang juga menunggak dan tidak lagi berbelanja pakaian.

Bagai jatuh tertimpa tangga, Karena pandemi virus korona saya juga akhirnya harus terima dirumahkan oleh perusahaan tempat saya bekerja. Padahal saat itu kami tengah menunggu kelahiran anak ketiga.

Kedai Boba/ Sumber: Dokumen Pribadi
Kedai Boba/ Sumber: Dokumen Pribadi

Akan tetapi, lagi-lagi di balik setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Jiwa wirausaha istri ternyata sudah sangat kuat, sehingga setiap kerugian tidak membuat langkahnya surut atau nyalinya ciut untuk kembali berwirausaha.

Pada puncak pandemi menjelang 17-an tahun 2020, kakak saya yang aktif di PKK Kecamatan Sebulu mendapatkan tawaran membuat 5000 masker kain dari kecamatan yang akan dibagikan pada peringatan hari kemerdekaan.

Awalnya dia ragu dan merasa tidak sanggup untuk memenuhinya, namun istri saya dengan cepat menangkap peluang ini dan mendorong kakak saya untuk mengambil proyek itu.

Tak sulit untuk mengumpulkan beberapa ibu rumah tangga untuk membantu bekerja lembur seminggu penuh membuat masker kain. Karena pandemi telah menghimpit setiap diri sehingga peluang sekecil apapun untuk mendapatkan penghasilan tambahan sangatlah berarti.

Entah apakah pembuatan masker itu berpengaruh atau tidak, yang jelas keuntungan dari proyek pembuatan masker itu dibelikan istri saya bahan dan peralatan yang kemudian digunakannya untuk membuat bros.

Demam Bros

Istri yang saya rasa sudah sangat cantik, kini memulai trend baru di kalangan ibu-ibu dan anak-anak muda di Kecamatan Sebulu dengan menggunakan bros buatannya sendiri setiap kali mengikuti acara pengajian ataupun kumpul-kumpul dengan ibu-ibu lainnya.

Cara ini berhasil menarik minat ibu-ibu dan anak-anak muda untuk memiliki bros yang lucu-lucu seperti yang dikenakan istri saya. Tentu saja untuk mendapatkannya mereka harus memesan kepadanya terlebih dahulu.

Dari sanalah dimulai demam bros. Hampir seluruh ibu-ibu di kantor pemerintahan dari kantor desa hingga kecamatan dan guru-guru perempuan berserta para siswinya menggunakan bros buatan istri saya untuk mempercantik tampilan mereka kala mengenakan jilbab.

Bros Buatan Istri/ Sumber: Dokumen Istri
Bros Buatan Istri/ Sumber: Dokumen Istri

Dari kesulitan memunculkan kreatifitas. Istri mengembangkan usaha pembuatan bros yang kemudian mengajak saudara, kerabat dan tetangga untuk memenuhi pesanan bros untuk souvenir acara pernikahan. Bahkan bros buatan mereka menerima pesanan dari luar provinsi seperti dari Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan.

Berkaca dari pengalaman bahwa setiap usaha pasti ada naik dan turunnya, apalagi sesuatu yang viral pasti akan mencapai titik jenuhnya. Sebelum demam bros benar-benar usang, Istri menghidupkan kembali usaha kedai boba dan pakaian kreditannya. Karena tidak lagi bekerja, sayalah yang mengelola kedai boba, sehingga resmi menanggalkan status pengangguran yang selama satu tahun lebih saya tanggung.

Kini ketika pandemi mulai mereda dan sekolah sudah kembali dibuka ditambah harga batu bara yang kembali memanas, membuat perusahaan-perusahaan tambang kembali menjamur. Usaha kedai boba dan pakaian kreditan kembali mengalami peningkatan.

Prinsip Istri Yang Selalu Mengajak Orang Lain

Istri adalah tipe orang yang mudah bergaul dan senang dengan kegiatan yang dilakukan ramai-ramai. Seperti ketika membuka usaha kedai boba, dia tidak ragu untuk mengajari dan membagikan resepnya kepada dua orang temannya yang akhirnya juga ikut membuka usaha kedai es boba.

Demikianpun dengan usaha bros, istri mengajak sekaligus mengajari beberapa ibu-ibu dan kerabat untuk sama-sama membuat bros. Sehingga sebagiannya sekarang sudah bisa membuat dan mengkreasikan bros sendiri bahkan berusaha secara mendiri sampai ada yang menerima order 1000 pcs bros dalam sekali pesanan. sesuatu yang bahkan belum pernah istri saya alami sendiri.

Namun istri tidak pernah menganggap mereka sebagai saingan, melainkan teman yang sama-sama berusaha.

"Setiap orang punya rezekinya masing-masing, tidak akan tertukar." Begitu katanya bijak.

Demikianlah perempuan cantik yang mendampingi saya, menjadi mentor untuk berwirausaha sekaligus partner untuk berdikari sehingga saya bisa dengan rela melepaskan gelar bangsawan (Bangsa Karyawan) menjadi seorang wirausahawan yang mulai berpikir untuk mengembang usaha kedai es boba menjadi lebih besar lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun