Pada puncak pandemi menjelang 17-an tahun 2020, kakak saya yang aktif di PKK Kecamatan Sebulu mendapatkan tawaran membuat 5000 masker kain dari kecamatan yang akan dibagikan pada peringatan hari kemerdekaan.
Awalnya dia ragu dan merasa tidak sanggup untuk memenuhinya, namun istri saya dengan cepat menangkap peluang ini dan mendorong kakak saya untuk mengambil proyek itu.
Tak sulit untuk mengumpulkan beberapa ibu rumah tangga untuk membantu bekerja lembur seminggu penuh membuat masker kain. Karena pandemi telah menghimpit setiap diri sehingga peluang sekecil apapun untuk mendapatkan penghasilan tambahan sangatlah berarti.
Entah apakah pembuatan masker itu berpengaruh atau tidak, yang jelas keuntungan dari proyek pembuatan masker itu dibelikan istri saya bahan dan peralatan yang kemudian digunakannya untuk membuat bros.
Demam Bros
Istri yang saya rasa sudah sangat cantik, kini memulai trend baru di kalangan ibu-ibu dan anak-anak muda di Kecamatan Sebulu dengan menggunakan bros buatannya sendiri setiap kali mengikuti acara pengajian ataupun kumpul-kumpul dengan ibu-ibu lainnya.
Cara ini berhasil menarik minat ibu-ibu dan anak-anak muda untuk memiliki bros yang lucu-lucu seperti yang dikenakan istri saya. Tentu saja untuk mendapatkannya mereka harus memesan kepadanya terlebih dahulu.
Dari sanalah dimulai demam bros. Hampir seluruh ibu-ibu di kantor pemerintahan dari kantor desa hingga kecamatan dan guru-guru perempuan berserta para siswinya menggunakan bros buatan istri saya untuk mempercantik tampilan mereka kala mengenakan jilbab.
Dari kesulitan memunculkan kreatifitas. Istri mengembangkan usaha pembuatan bros yang kemudian mengajak saudara, kerabat dan tetangga untuk memenuhi pesanan bros untuk souvenir acara pernikahan. Bahkan bros buatan mereka menerima pesanan dari luar provinsi seperti dari Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan.
Berkaca dari pengalaman bahwa setiap usaha pasti ada naik dan turunnya, apalagi sesuatu yang viral pasti akan mencapai titik jenuhnya. Sebelum demam bros benar-benar usang, Istri menghidupkan kembali usaha kedai boba dan pakaian kreditannya. Karena tidak lagi bekerja, sayalah yang mengelola kedai boba, sehingga resmi menanggalkan status pengangguran yang selama satu tahun lebih saya tanggung.