Kita semua sudah kenal dengan yang namanya gerakan homeschooling, sebuah jalur pendidikan informal dimana muridnya belajar di rumah daripada di lingkungan sekolah. Berawal di Amerika Serikat pada tahun 1970, gerakan homeschooling tersebar di Indonesia dan dilegalisir oleh Kementerian Pendidikan pada Tahun 2014. Sekarang diperkirakan sekitar 2-4% anak-anak umur pelajar memilih untuk homeschooling daripada sekolah formal.
Kebanyakan siswa homeschooling yang kita lihat atau dengar merupakan anak-anak SD. Biasanya orangtua memilih untuk hanya menyekolahkan anak-anaknya di rumah saat SD dan berencana untuk dipindahkan ke sekolah formal setelah lulus. Namun, masih banyak orangtua yang memilih untuk remajanya disekolahkan di rumah daripada formal. Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas terkait efek homeschooling bagi pelajar remaja, baik berguna maupun tidak.
Mulai dari keuntungan homeschooling bagi remaja terdapat banyak, diantaranya yaitu:
Penyesuaian kurikulum sesuai keinginan
Salah satu keuntungan dari homeschooling yang paling umum dan universal adalah kurikulumnya. Kurikulum homeschooling bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan siswa, memberikan fleksibilitas lebih dibandingkan dengan sistem pendidikan tradisional. Dengan homeschooling, pengajaran dapat diadaptasi agar lebih efektif sesuai dengan karakteristik dan minat siswa.Â
Kebebasan untuk mengembangkan bakat
Kebanyakan remaja memiliki bakat dan minat sendiri yang ingin dikembangkan. Dengan jadwalnya sekolah formal yang ketat dan berat, kebanyakan remaja tidak dapat mengembangkan dan fokus kepada minat mereka sendiri. Dengan minimnya distraksi luar, homeschooling memperbolehkan remaja untuk memiliki kebebasan dalam mendalami bakat dan minat mereka.
Banyak waktu luangÂ
Dengan kurikulum minim dan kebebasan dalam mengatur jadwal, homeschooling memberikan remaja banyak waktu luang untuk melakukan aktivitas dan kegiatan di luar belajar. Remaja dapat menggunakan waktu ini untuk mengembangkan diri dan pembelajaran pribadi mereka. Tidak hanya itu saja, tapi dengan banyaknya waktu luang, remaja kurang mengalami stres karena kebanyakan tugas.
Tentu saja, homeschooling memiliki berbagai tantangan juga. Diantaranya yaitu:
Kurangnya Interaksi SosialÂ
Salah satu tantangan terbesar homeschooling adalah kurangnya interaksi sosial dengan teman-teman seumur. Remaja memerlukan kesempatan untuk belajar bekerja sama dan berinteraksi dengan teman-teman. Tanpa interaksi ini, mereka bisa merasa terisolasi atau kurang pengalaman dalam bersosialisasi.
Kesusahan disiplin diriÂ
Homeschooling memerlukan tingkat motivasi dan disiplin diri yang lebih tinggi daripada siswa di sekolah formal. Remaja harus belajar untuk mengatur waktu mereka sendiri dan menyelesaikan tugas tanpa pengawasan ketat. Bagi beberapa siswa, ini bisa menjadi tantangan besar, terutama jika mereka terbiasa dengan struktur yang lebih ketat di sekolah.
Keterbatasan dalam kegiatan dan pengalaman
Sekolah formal seringkali menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang bisa memperkaya pengalaman remaja ataupun tugas-tugas bermanfaat seperti merancang acara dan bekerja sama dalam kelompok. Kebanyakan komunitas Homeschooling tidak memiliki akses yang sama terhadap fasilitas ini, sehingga untuk orangtua harus bisa mencari alternatif dan dapat menggantikan kurangnya kegiatan dan pengalaman.
Perlu diingatkan lagi bahwa sama seperti sekolah formal, homeschooling tidak sesuai dengan semua anak. Namun, bukan artinya homeschooling tidak bagus. Bagi banyak orang yang memiliki masalah kesehatan mental ataupun masalah perkembangan seperti ADHD, autisme, dan lain. Homeschooling dapat menjadi solusi yang efektif bagi masalah dalam kehidupan sehari-hari.Â
Jadi, homeschooling bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk remaja yang membutuhkan pendekatan pendidikan yang lebih fleksibel dan personal. Namun, homeschooling juga memiliki tantangan yang perlu dihadapi, terutama dalam hal interaksi sosial dan motivasi diri. Dengan perencanaan yang tepat dan dukungan yang memadai, homeschooling bisa menjadi alternatif pendidikan yang sangat efektif bagi remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H