Mohon tunggu...
Handoko Jafar
Handoko Jafar Mohon Tunggu... Dosen - @pena tanpa tinta

Iqra' wa uktub

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Kekinian dan Terapannya pada Pengajaran Bahasa Asing

13 Mei 2024   11:00 Diperbarui: 13 Mei 2024   11:14 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun landasan pembelajaran yang kuat melalui: 1) menentukan tujuan bersama antara guru dan siswa, 2) membangun prinsip dan nilai bersama, 3) menumbuhkan rasa percaya diri pada guru dan siswa, 4) membuat kesepakatan, kebijakan, prosedur bersama, dan pengaturan proses belajar mengajar, 5) menjalin kemitraan dalam pembelajaran.

Menata lingkungan belajar yang menyenangkan dengan cara: 1) menata ulang lingkungan kelas/sekolah (fisik dan non fisik) dengan menggunakan media yang menarik, misalnya demonstrasi via OHP atau PPT (Power-point), 2) menata meja dan kursi agar siswa nyaman dalam belajar, 3) menata tumbuhan, misalnya bunga, hewan, ikan dalam akuarium, dan ruang kelas agar terasa segar, 4) menggunakan musik sebagai latar proses belajar mengajar.

Untuk mengatur proses belajar mengajar yang dinamis dengan: 1) menyatukan dunia kita dan dunia siswa, 2) menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 3) menggabungkan keberhasilan, kegagalan, dan risiko, 4) menggunakan langkah-langkah mendaftarkan/memotivasi, mengalami, memberi label /menamakan, mendemonstrasikan, mengulas, dan merayakan, 5) menggunakan metafora, analogi, atau sugesti.

Model pembelajaran menggunakan QTL ini disingkat dengan EEL Dr. C, yaitu: Enroll, yaitu. menciptakan situasi yang dekat dengan kehidupan nyata siswa, sehingga mereka dapat merasa penasaran. Experience, yaitu menciptakan pengalaman belajar dimana semua siswa dapat terlibat. Label, yaitu memberi nama atau kata kunci pada topik yang diajarkan. Demonstrate, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pengetahuan atau kemampuannya. Review, yaitu mengarahkan siswa untuk meninjau kembali pelajaran sehingga mereka mengetahui bahwa mereka mengetahui. Celebrate, yaitu mengakui penyelesaian tugas, partisipasi siswa, dan perolehan keterampilan dan pengetahuan baru.

Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Kooperatif (Slavin, 1995) menganut gagasan bahwa siswa seharusnya bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab atas pembelajaran rekan satu timnya serta pembelajaran mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif mengklaim bahwa kerja kelompok lebih baik daripada kompetisi individu. Dalam praktiknya, pembelajaran kooperatif di kelas dilakukan dalam kelompok kecil.

Pembelajaran kooperatif memiliki lima elemen dasar (Johnson et al., 1993). Pertama, harus ada saling ketergantungan yang positif di antara anggota kelompok. Siswa harus memahami prinsip "tenggelam atau berenang bersama". Jika satu gagal, semuanya gagal. Oleh karena itu, seluruh anggota kelompok bekerja demi kepentingan dirinya sendiri dan juga demi kelompok. Kedua, harus ada akuntabilitas individu dan kelompok. Kelompok harus bertanggung jawab dalam mencapai tujuannya, dan masing-masing anggota harus menyumbangkan bagiannya untuk tugas tersebut (tidak seorang pun boleh "menumpang" orang lain). Ketiga, adanya interaksi tatap muka untuk berpromosi guna mendorong keberhasilan bersama. Mereka hendaknya membantu, mendukung, mendorong, dan memuji upaya pembelajaran satu sama lain. Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Selain mempelajari tugas akademis, anggota kelompok juga mempelajari keterampilan komunikasi, kepemimpinan, kepercayaan, pengambilan keputusan, dan manajemen konflik yang tepat. Kelima, ada pemrosesan kelompok. Kelompok diberikan waktu dan prosedur untuk menilai apa yang berhasil dan apa yang tidak, apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus diubah agar terjadi perbaikan terus-menerus.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran kooperatif yang diambil dari Slavin (1995), Frazee & Rudnitski (1995): Student Teams-Achievement Division (STAD), Teams-Games-Tournaments (TGT), Group Investigation (GI), Group Discussion, Group Project, Jigsaw, Numbered Heads Together, atau Think-Pair.

 

PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, baik bagi guru maupun siswa. Ini adalah salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk konteks Indonesia. Ciri-ciri Guru aktif adalah: 1) memantau kegiatan belajar siswa, 2) memberikan umpan balik, 3) mengajukan pertanyaan yang menantang, 4) mempertanyakan gagasan siswa. Siswa aktif: 1) bertanya, 2) mengemukakan gagasan, 3) mempertanyakan gagasan orang lain. Kreatif guru: 1) mengembangkan berbagai kegiatan, 2) membuat media pembelajaran sederhana. Kreatifitas siswa: 1) merancang/membuat sesuatu, 2) menulis/mengarang. Guru yang efektif adalah mencapai tujuan pengajaran/pembelajaran. Efektif bagi siswa adalah penguasaan kompetensi yang dibutuhkan. Menyenangkan adalah guru tidak boleh membuat siswa takut berbuat kesalahan atau ditertawakan. Siswa didorong untuk mencoba/membuat sesuatu, bertanya, mengemukakan gagasan atau mempertanyakan gagasan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun