"Dasar sinting, umpatan kok dianggep pujian, sudah sana, jangan ganggu aku!" Seru Hoja.
"Tenang Hoja, nanti aku akan pergi, namun aku punya proposal bisnis ke kamu, aku rasa kau akan suka, kau akan untung besar Hoja!" Ucap Iblis.
"Ucapanmu pasti tidak ada yang mengandung kebenaran, tapi ada yang membuat aku ingin tau, sejak kapan Iblis berbisnis? Bukannya tugasmu untuk menjerumuskan manusia ke neraka?" Tanya Hoja.
"Benar sekali Hoja, inilah bisnis yang akan aku tawarkan ke kamu, kamu tau kan aku penghuni neraka, bahkan bisa dibilang aku pemilik neraka, betul kan Hoja?, tanya Iblis.
"Betul sekali, itu sudah kepastian akhir hidupmu nanti, namun bisnis apa yang akan kau tawarkan?" selidik Hoja.
"KAVELING NERAKA, HA.... HA.... HA," jawab Iblis sambil tertawa terbahak-bahak.Â
"Dasar Iblis, siapa pula mau beli kaveling neraka?, meskipun aku belum tentu masuk surga, namun amit-amit beli kaveling neraka, buat apa? Sinting kamu Iblis," sumpah serapah Hoja kepada Iblis.
"Surga sudah dikapling-kapling Hoja, kamu gak bakal kebagian, makanya aku menawarkan kavling neraka untuk kamu jual, sapa tau gak kebagian Surga, kan bisa tinggal di neraka, bumi dan alam raya sudah hancur Hoja ketika kiamat, mau tinggal dimana kalau surga sudah habis dikaveling?," ujar Iblis.
"Hai Iblis, siapa yang mengkaveling-kaveling surga, atas dasar apa mereka mengkaveling surga, sungguh kamu memang edan Iblis!" Ujar Hoja.
"Tidak kah kamu suka mendengar, satu kelompok di masyarakat yang suka berbicara dan berkata KAFIR?, kalau mereka bicara, mudah sekali kata kafir, haram, ahli neraka keluar dari bibir mereka, yang tidak setuju atau tidak sealiran dengan mereka, nah merekalah yang mengkaveling surga, mereka anggap kelompok mereka sebagai pewaris surga, makanya aku ada ide bisnis menjual kaveling neraka, nanti kalau laku, uangnya untuk kamu saja Hoja!" Jawab Iblis.
"Ogah amat ikutan bisnis sama Iblis, pasti itu bisnis penuh tipu daya, aku tak butuh bisnismu!" Ujar Hoja.