"Nahhhh," Teriak Hoja,"Saya dapat ide, begini Pak Kades, saya ada utang sama Wak Oding, Rp. 50.000,- , nah, itu alasan Pak Kades mengunjungi Wak Oding, dia kalau soal uang dan hutang, meski sakit pasti pasti akan ingat."Â
"Begitu ya Hoja, baik saya akan kesana dengan alasan bayar hutang kamu, semoga cara pura-pura ini akan buat beliau mau bertemu dengan saya, doakan, agar urusan ini lancar ya Hoja, Bu Mimin, saya pamit, Asalamualaikum." dan berangkatlah Pak Kades ke rumah Wak Hoja.
Sesuai rencana, awalnya Wak Oding enggan menemui Pak Kades, namun mendengar Pak Kades datang untuk bayar hutang Hoja, mau juga Wak Oding menemui Pak Kades.
"Ni saya keluar karena ada yang mau bayar utang ya, emang tu Hoja kurang ajar, bayar utang nyuruh situ, mau aja situ disuruh-suruh Hoja, orang susah dia!",ujar Wak Oding.
"Tidak apa-apa Pak Oding, saya kan pelayan warga, kalau bisa saya bantu ya saya bantu, sekalian saya juga menengok Pak Oding yang katanya sedang tidak enak badan, semoga lekas sembuh ya Pak Oding," ucap Pak Kades, dan bersalamanlah mereka. Salaman yang sayang tidak bisa diabadikan, baru kali ini mereka bertemu setelah pilkades tahun lalu.
Semua indah pada waktunya, dengan sakit Wak Oding, terciptalah salaman itu, dan lunaslah hutang Hoja, minimal hutang ke Wak Oding, Hutang Hoja ke Pak Kades, belum ada omongan, jadi belum bisa dibilang hutang.
Mendengar Pak Kades bersalaman dengan Wak Oding, banyak warga desa mengapresiasi peristiwa itu, sebab aja juga kejadian ada yang diajak salaman tapi dicuekin, dihalangin, sakitnya tuh disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H