Mohon tunggu...
Hofifah Fathi Ummi
Hofifah Fathi Ummi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya tertarik dengan dunia kepenulisan baik berupa fiksi ataupun non fiksi, salah satunya artikel. saat ini saya mencoba untuk menulis artikel mengenai peran lembaga sosial dan filantropi untuk membantu serta mengatasi isu kemanusiaan dan bencana alam. Saya harap bisa belajar banyak dan mendapatkan masukan yang membangun mengenai tulisan saya. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pilih untuk pulih

8 Januari 2025   20:53 Diperbarui: 8 Januari 2025   21:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"oke nanti cari tahu lebih lanjut ya....." sang mata elang melonggarkan mangsa

"Oke kak"  ia setuju tanpa syarat

"apalagi kau berstatus mahasiswi" memberi sedikit goresan pada buruan, sebagai tanda kemenangan

"laksanakan kak" Merintih argumenya kesakitan.

Pembicaraan itu berakhir dengan sang gadis memberanikan menatap mata sang elang yang coklat menawan, hatinya harus bertahan ini hanyalah tatapan,  dan tepat setelah itu pembicaraan berlanjut pada topik selanjutnya ketika anggota UKM mulai berdatangan.

Sepulangnya dari UKM  ia rebahkan tubuhnya di atas kasur kost, matanya lekat menatap langit-langit, 'memang aku terlalu taklid, tanpa tahu apa apa dan  benarkah aku bisa bersentuhan? Apakah benar syariat menjadi landasanku ataukah aku masih memerlukan waktu untuk pulih?'  suara hatinya bergejolak, tanpa izin memorinya masuk pada waktu yang tak ingin ia kenang.

Hari itu.....  ketika kondisi rumah dalam keadaan sepi nan senyap, hanya ada ia seorang di rumah nan sederhana, ia sedang asyik membaca  buku  hanyut dalam cerita dan tanpa izin...... sesosok laki-laki masuk kedalam rumah yang saat itu tak terkunci, tak  sempat ia berlari mengunci pintu kamarnya, sosok bertopeng itu sudah berhasil mencengkram tangan pintu kamar dan mendorongnya dengan paksa...... adu tenaga yang tak sebanding....... Brakkk.... pintu kamarnya terbuka.... degup jantungnya berdetak kencang.....sangat kencang.... Dan......

 kriiingggg....... Kriiinggggggg... suara ponselnya berdering nyaring didekat kuping, jantungnya masih memompa darah dengan cepat,  ia terlempar kembali pada masa ini, menarik nafas dalam..... dan mengeluarkanya perlahan.... Hufffffff.....Haaaaaahh......."Assalamulikum ....." sura lembut ibu menyapa gendang telinganya, "waalikumsalam bu...."  Ada rasa aman dan nyaman mengalir dalam denyut jantungnya  aiihhhhhh..... saktinya seorang ibu.

Pagi keesokan harinya ia mulai serching'hukum jabat tangan dan bersentuhan dengan lawan jenis', membuka satu persatu ceramah di mulai dari sang penyejuk hati buya yahya, ustadz Khalid dengan ketegasan syariatnya, ustadz adi hidayat dengan beribu referensinya, kini gadis itu tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Mengenai mazhab yang  empat pun setuju akan hal ini,bahwa ada batasan yang harus di jaga antara perempuan dan laki laki yang telah baligh, perlu digaris bawahi bahwa batasan fisik ini berbeda dengan interaksi dan bersosial.

"ini adalah keputusanku, pilih tidak bersentuhan untuk pulih" ucapnya dalam hati  sambil memejamkan mata, dalam posisi duduk, tanganya ia silangkan ke pundak  ujung jemarinya ditepukan secara bergantian antara kanan dan kiri, ia mengizinkan segala emosi ada dalam dirinya, hal-hal yang terjadi di masa lalu atau kini, ia akui dan izinkan yang kemudian ia relakan untuk terjadi dalam hidupnya,  karena semua yang terjadi adalah bentuk dari lesson of life, dan butterfly hug sekali lagi membuatnya nyaman.

Siang itu di sebuah taman ia berjumpa dengan teman lamanya ,berbeda dengan dirinya yang melanjutkan studi temannya ini memilih untuk menimba ilmu dan mengabdi di pondok pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun