Tahun 2020, durasi puasa kurang lebih 17 jam, namun karena pandemi covid-19 dan saat itu pemerintah Ceko memberlakukan lockdown, sehingga kami lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja yang membuat puasa tidak "seberat" tahun 2019.Â
Tahun 2021 ini, durasi berpuasa kurang lebih 16 jam. Dan karena masih dalam situasi pandemi, aktivitas luar rumah juga tidak banyak, sekolah anak pun bergantian satu minggu online satu minggu offline, sehingga anak saya semakin enjoy menjalani puasanya tahun ini, selain tentunya sudah ada pengalaman berpuasa dengan durasi panjang di tahun sebelumnya.Â
Untuk waktu salat isya ke subuh pun jaraknya tidak sedekat seperti tahun 2019, karena masih di awal-awal musim semi sehingga jarak waktu salat isya ke subuh belum terlalu dekat.
Tiga tahun berpuasa di perantauan -- sudah seperti bang Toyib ya, tiga kali lebaran tidak pulang, hehe -- menumbuhkan rasa rindu akan suasana berpuasa di Indonesia, khususnya rindu untuk mendengar suara adzan maghrib yang berkumandang dari masjid.Â
Di Praha sendiri ada beberapa masjid yang diizinkan untuk beroperasi, tapi tentunya ketika waktu adzan tidak diperkenankan menggunakan speaker luar dan hanya speaker dalam saja, selain tentunya jumlah umat Islam di Praha -- dan Ceko pada umumnya -- tidak banyak hanya sekitar 0.2% dari jumlah penduduk Ceko, ada juga kebijakan untuk semua tempat ibadah tidak menggunakan speaker luar. Dan saya rasa ini wajar, karena memang di banyak negara memberlakukan juga kebijakan seperti itu.Â
Islam di Ceko mulai berkembang ketika negara ini masih bergabung bersama Slovakia sebagai negara Cekoslovakia. Belum ada data sensus mengenai jumlah populasi Muslim di Ceko, namun diperkirakan jumlahnya saat ini sekitar 20 ribuan orang.Â
Tidak seperti kebanyakan negara Eropa lainnya yang membuka pintu bagi imigran atau pengungsi Muslim korban perang, pemerintah Ceko hingga saat ini masih menolak kedatangan mereka. Kedatangan populasi muslim di Ceko awalnya untuk menempuh pendidikan hingga akhirnya menetap.
Menjalankan ibadah puasa di tengah masyakat yang mayoritas tidak berpuasa memberikan pengalaman mendalam bagi saya dan keluarga selama tiga tahun ini, terutama bagi anak saya.Â
Bulan Ramadan menjadi media bagi saya untuk memberikan pemahaman pada anak mengenai keberagaman umat manusia. Di sinilah saya memberikan gambaran bahwa didunia ini manusia berasal dari beraneka ragam suku, agama dan ras. Yang artinya ia pasti akan bertemu dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya. Sehingga apapun pilihan keyakinan orang lain, ia harus menghormatinya. Pun saat memasuki bulan Ramadan, ketika ia harus berpuasa sementara teman-temannya tidak berpuasa, ia tetap harus menghormati teman-temannya. Karena sejatinya itu adalah bentuk ujian untuknya, ujian yang akan menempa dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat.
Semoga bulan Ramadan tahun ini memberi keberkahan bagi umat Islam di mana pun berada. Dan semoga Ramadan tahun ini menjadi "obat" untuk pandemi covid-19 yang belum berakhir, agar pandemi segera sirna dari muka bumi.
Selamat berpuasa. Salam dari Praha!