Dalam Kongres Bahasa Indonesia (KBI) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bulan Oktober 2018 lalu, salah satu rekomendasi yang dihasilkan terkait penginternasionalan Bahasa Indonesia. Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan sinergi untuk mengembangkan diplomasi kebahasaan guna mencapai target bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional di tahun 2045.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil, mengingat bahasa Indonesia telah dipelajari di lebih dari 45 negara di dunia baik itu di perguruan tinggi asing, pusat kebudayaan, KBRI dan berbagai lembaga kursus. Di Vietnam bahkan bahasa Indonesia telah diakui secara resmi oleh pemerintah Vietnam sebagai bahasa asing kedua selain bahasa Inggris, Perancis dan Jepang.
Di Ceko, bahasa Indonesia sudah cukup lama diperkenalkan khususnya kepada mahasiswa. Adalah Prof. Zorica Dubovska, seorang Indonesianis di Ceko yang tanpa kenal lelah terus menggaungkan dan memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Ceko. Beliau memprakarsai berdirinya Indonesian Studies di Charles University, dan mengajar bahasa Indonesia kepada para mahasiswa.
Walaupun program Indonesian Studies di Charles University sempat mengalami pasang surut, namun hingga saat ini Prof. Dubovska tidak pernah berhenti menggaungkan budaya dan bahasa Indonesia, termasuk menerjemahkan beberapa buku cerita anak khas Indonesia ke dalam bahasa Ceko.
Selain itu, pada tahun 2015 program studi Indonesian Studies mulai didirikan di Palacky University. Program ini didirikan atas usulan para alumni penerima beasiswa Darmasiswa yang masih memiliki keinginan untuk terus mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.
Berada di bawah Department of Asian Studies, Palacky University menawarkan program Sarjana dengan jurusan Indonesian Studies for Tourism dan program Master dengan spesialisasi pada budaya dan bahasa Indonesia. Mulai menerima angkatan pertama di tahun 2016, hingga saat ini Indonesian Studies di Palacky University tidak pernah sepi peminat. Â
Bahasa adalah pintu gerbang dalam membangun hubungan antar negara. Oleh karenanya ada beberapa poin yang bisa diambil manfaatnya dari diplomasi bahasa, antara lain:
Pertama, membangun citra positif Indonesia. Kemajuan teknologi telah membuat dunia tanpa batas. Apa yang terjadi di belahan bumi bagian utara dapat diketahui saat itu juga di belahan bumi bagian selatan.
Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga saat ini sudah "melek media sosial", dan mengoptimalkan fungsi media sosial untuk menyebarluaskan rencana dan program kerja pemerintah kepada masyarakat.
Dalam konteks membangun dan memperkuat hubungan antar negara, tentu melalui jalur G to G terdapat proses dan mekanisme yang harus dilalui. Guna mempercepat proses penyebaran informasi tersebut, para penutur asing bisa dijadikan perpanjangan tangan pemerintah Indonesia, terutama KBRI, dalam menyebarluaskan informasi mengenai Indonesia kepada publik di negaranya.
Dalam konteks marketing dan komunikasi, para penutur asing yang mungkin memiliki jaringan tertentu di negaranya bisa menjadi KOL (key opinion leader) yang selain menyebarluaskan informasi tentang Indonesia, juga bisa mempengaruhi persepsi publik di negaranya tentang Indonesia. Sebagai contoh apa yang sudah dilakukan Prof. Dubovska, yang tanpa henti terus memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia.