Muharuddin mengatakan, dana hibah Pemerintah Jerman untuk pembiayaan eksplorasi panas bumi Seulawah Agam sudah disalurkan pemerintah Jerman melalui Kfw, kepada Kementerian Keuangan RI pada 7 Mei 2012. Ini artinya, dalam soal finansial, sudah tidak jadi masalah. Bahkan, untuk pelaksanaan eksplorasi, pihak konsultan Jerman dan Indonesia telah melakukan tender bebas dan pemenangnya adalah PT Pertamina.
Untuk pelaksanaan eksplorasinya, Pertamina diwajibkan bermitra dengan perusahaan daerah, dan Gubernur Aceh telah menunjuk Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) sebagai mitra. “Penandatangan kerja sama antara Pertamina dengan PDPA juga telah dilakukan dua tahun lalu, tapi kenapa sampai kini belum ada aksi di lapangan. Pihak eksekutif juga belum menyampaikan laporan yang jelas kepada DPRA,” kata Muharuddin. Menurut informasi yang didapat Muharuddin, salah satu penyebab belum berjalannya proyek geothermal tersebut karena kepengurusan di PDPA terus mengalami pergantian. Pengurus yang lama belum sempat membenahi, sudah diganti dengan pengurus baru.
“Sebagai contoh, Syukri Ibrahim pernah diangkat oleh Gubernur Aceh sebagai Direktur Utama PDPA. Belum lama menjabat, sudah diganti dengan pejabat baru, Said Fahri. Menurut kabar, Said Fahri juga bakal diganti lagi,” kata Muharuddin. (http://aceh.tribunnews.com/2015/06/06/harusnya-tak-ada-lagi-alasan-proyek-geothermal-tak-jalan ).
Ya tinggal kita tunggu bagaimana kebijakan pemerintah saat ini. Ini bukanlah untuk kebijakan pribadi tapi untuk kesejahteraan masyarakat. Bila selama ini setiap kampanye atau Pemerintah selalu berbicara untuk meningkatkan kesejaheteraan masyarakat. Itu terbukti jelas pada tahun 2015 sudah ada yang ingin membantu tapi kok tidak diterima. Heran ketika melihat hal seperti ini.
Sebuah solusi yang ada tapi diabaikan. Bagi pemerintah kedepan, apalagi ini mau memasuki pilkada 2017 saya berharap ini bisa menjadi salah satu prioritas bagi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H