Ajari aku menulis, kek (ucapku)
Anak muda
Menulis ya menulis
Tulis
Dan jika hendak menjadikannya puisi
Masukkanlah puisi ke dalamnya
Jika hendak menjadikannya cerita
Masukkanlah cerita ke dalamnya
Jika hendak menjadikannya lagu
Masukkanlah lagu ke dalamnya
Begitu juga dengan yang lainnya
Menulis ya menulis
Tulis
Tulislah apa saja yang hendak ditulis
Tulislah kapan saja dan menulislah di mana saja
Dan jika ada tanya: UNTUK APA?
Tentu setiap kita memiliki jawabannya
Bahkan jawaban untuk tidak menuliskannya
Jika begitu beri aku nasihat, kek
Anak muda,
Tak ada yang mampu memberimu nasihat selain dirimu sendiri
Jika saja engkau mau mendengar kata hati
Itu pun jika engkau mau mensucikan diri, mensucikan hati dengan membaca kitab-kitab suci, juga membaca ilmu pengetahuan yang Tuhan beritahukan di langit dan di bumi, di alam semesta ini
Serta pada apa yang ada dan terjadi di dalam dirimu sendiri
Anak muda,
Tak ada yang mampu memberimu nasihat selain dirimu sendiri
Jika saja engkau mau mendengar kata hati
Jika saja engkau mau mensucikan diri
Mensucikan hati
Aku masih belum mengerti, kek
Bercerminlah... bercerminlah, anak muda
Lalu bagaimana jika cermin hari ini tak mampu lagi menunjukkan siapa kita yang sebenarnya
Ia tak mampu lagi menunjukkan siapa kita yang sesungguhnya
Cermin tak pernah berdusta, anak muda
Hanya saja hati dan pikiran kita yang tak tahu lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
Kita tak lagi mengenali apa yang dinamakan kebaikan dan apa yang dinamakan keburukan
Cermin tak pernah berdusta
Hanya kita saja yang tak menyadarinya
Lalu aku harus bagaimana, kek?
Bercerminlah pada sosok yang telah Tuhan tentukan sebagai tempat kita bercermin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H