1. Menjadi Pendukung Perdamaian di Dunia Digital
Media sosial kerap menjadi sumber konflik, terutama terkait isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Generasi Z dapat berperan sebagai pendukung perdamaian dengan menyebarkan konten yang positif dan mengedepankan nilai persatuan.
2. Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial
Generasi Z dapat terlibat dalam kegiatan yang menghubungkan berbagai kelompok, seperti kegiatan lintas agama, budaya, atau bakti sosial. Hal ini membantu memperkuat solidaritas masyarakat Indonesia.
3. Mempromosikan Pendidikan Multikultural
Melalui pendidikan formal maupun informal, generasi Z dapat mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan. Generasi ini, terutama yang berperan sebagai pendidik, mentor, atau influencer, memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan nilai-nilai persatuan.
Meskipun berpotensi besar, generasi Z juga menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya:
Penyebaran Hoaks dan Polarisasi Politik: Informasi yang tidak benar sering menjadi pemicu perpecahan.
Minimnya Pemahaman tentang Sejarah: Sebagian generasi Z kurang memahami peran sejarah dalam menjaga persatuan bangsa.
Kesimpulan:
Generasi Z memiliki peran yang sangat penting dalam mengamalkan Pancasila sila ketiga, mengingat mereka merupakan penerus bangsa. Dengan memanfaatkan teknologi, semangat inklusivitas, dan kemampuan untuk bekerja sama, generasi Z dapat menjadi penggerak utama dalam memperkuat persatuan Indonesia. Untuk menghadapi tantangan yang ada, diperlukan pembekalan nilai-nilai Pancasila sejak dini agar generasi ini mampu menjaga keutuhan NKRI di tengah dinamika zaman.
Dengan peran aktifnya, generasi Z tidak hanya menjadi agen perubahan, tetapi juga penjaga utama semangat persatuan dan keberagaman Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H