Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bukan Hanya Jakarta, Pekalongan pun akan Tenggelam

24 Agustus 2021   19:24 Diperbarui: 24 Agustus 2021   19:39 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via Kumparan

Namun saat ini sawah-sawah itu berubah menjadi genangan air, berubah menjadi perumahan, yang pada akhirnya semakin memperparah ketika hujan lebat tiba.

Di dekat rumah Saya, saat ini ada dua hotel bintang 3 dan 4, padahal dulunya lahan itu (sebelum dibangun hotel) merupakan tempat bermain Saya dan kawan-kawan sehabis pulang sekolah. Kira-kira, hubungannya apa pembangunan itu dengan banjir?

Eksploitasi air tanah dengan bertambahnya hotel, perumahan, pusat bisnis mengakibatkan air tanah berkurang. Yang artinya? Tentu akan terjadi penurunan permukaan tanah. 

Bukan hanya itu, pendangkalan saluran irigasi dan sungai juga menjadi penyebab banjir, bagaimana tidak? Di kampung Saya peninggian jalan sudah dilakukan selama 4 kali, logikanya? Semakin tinggi jalan artinya kedalaman irigasi semakin bertambah. 

Namun pada faktanya, semakin tinggi jalan, semakin tinggi pula lumpur yang ada di saluran irigasi, pendangkalan itulah yang menjadi salah satu penyebab semakin parahnya banjir ketika hujan lebat.

Limbah rumah tangga dan sifat buang sampah sembarangan pun, menjadi penyebab yang sama. Belum lagi limbah industri batik, semakin memperparah pencemaran air sungai. Parah, kan? 

Tentu sangat parah dan memprihatinkan. Sedangkan upaya pemkot saat ini masih sebatas peninggian jalan dan pembangunan tanggul di pesisir. Ingin tahu proyek lain yang membuat Saya kecewa?

Di Kota Pekalongan (pesisir) akan dibangun wahana air terbesar di Indonesia, yang artinya proyek itu akan semakin memperparah abrasi, penurunan permukaan tanah, hingga tsunami akibat reklamasi. Namun begitulah, berkali-kali Saya melontarkan kritikan, tidak pernah direspon sekalipun.

Maka dari itu, masih panasnya prediksi "tenggelam" dan kesempatan Saya sebagai penulis, Saya kembali mengingatkan pemerintah Kota Pekalongan, Gubernur Jawa Tengah, dan daerah lain yang diprediksi akan tenggelam, untuk secepatnya memberikan solusi. Namun, bicara masalah solusi, ada salah satu solusi yang bikin Saya tertawa terbahak-bahak, yaitu soal transmigrasi.

Transmigrasi bukan solusi, tapi lari dari masalah. Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengadakan program transmigrasi ke Pulau Kalimantan, bagi mereka yang bersedia ikut akan diberikan lahan seluas 2 hektar, uang, dan masih banyak lagi. 

Bayangkan, saat ini lahan (hutan) di Indonesia semakin berkurang luasnya, dan akan diperparah dengan program transmigrasi, how funny is this? Bukan memperbaiki masalah namun lari dari masalah. Jika terus begini, akan sampai kapan hutan di Indonesia akan mengalami deforestasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun