Faktor yang keempat adalah inflasi dan deflasi. Amerika pernah mengalami inflasi yang justru membuat negara itu resesi pada tahun 70an, sedangkan Jepang mengalami deflasi yang membuat negara itu resesi pada tahun 90an.
Inflasi dan deflasi merupakan dua faktor yang bisa memicu resesi, sedangkan defisit dan surplus anggaran dapat memicu inflasi serta deflasi. Ketika sedang membahas perihal ekonomi, teramat kompleks karena semuanya saling berhubungan, saling terkait.Â
Maka dari itu, sudah seharusnya Pemerintah memikirkan dengan matang hingga detail, menganalisis segala risiko atas aturan atau kebijakan yang mereka buat. Pemerintah harus sering mendengarkan masukan dari para ekonom profesional, bukannya malah menganggap yang mengkritik sebagai oposisi.
Lalu, apa dampak resesi bagi masyarakat?Â
Yang pertama adalah penawaran (supply) yang menurun, dan jika hal itu terjadi berlangsung lama, akan menyebabkan krisis barang kebutuhan, yang artinya? Akan menyebabkan kenaikan harga produk.Tentu hal ini tidak akan bagus, mengingat masyarakat sedang kesulitan di tengah pendemi.
Yang kedua adalah akan banyak pemutusan hubungan kerja, karena perusahaan mengurangi jumlah produksi mereka, agar perusahaan bisa bertahan ketika negara ini sedang mengalami resesi.Â
Yang ketiga yaitu semakin banyaknya pengangguran, yang juga disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja.Â
Yang keempat adalah angka kemiskinan akan semakin naik, hal ini tentunya akan memicu banyak sekali dampak turunan, salah satunya yaitu tingkat kriminalistas. Dan jika semuanya sudah sangat parah, tentu akan terjadi penjarahan, chaos, atau bahkan revolusi.
Bencana dalam ekonomi ini sebenarnya bisa dihindari, at least, diminimalisir. How? Tentunya harus melalui menajemen yang tepat, pengambilan keputusan yang tepat, bisa juga melalui keterbukaan kepada rakyatnya, menerima semua kritik serta masukan dari semua kalangan profesional.Â
Pemangku kepentingan hanya bisa memilih, larut dalam ego, gengsi, serta emosi. Atau, meminta bantuan dari rakyat atas semua kebijakan maupun aturan yang sedang mereka pertimbangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H