Tapi Pemerintah juga harus ikut berperan, bagaimana caranya untuk menekan harga jual sehingga pekerja yang upahnya tidak naik, tidak dibuat kerepotan oleh kenaikan harga kebutuhan. Neraca perdagangan negara kita harus distabilkan, guna mencegah defisit neraca perdagangan. Penyebab surplus atau defisitnya sebuah neraca, ada beberapa faktor, salah satunya adalah industri ekspor dan impor. Maka dari itu, kebijakan luar negeri berperan penting guna menekan angka inflasi.
Perihal masalah kebijakan luar negeri, Indonesia jangan hanya condong ke China, namun harus balance dengan "berteman" dengan barat. Bukannya Saya menyuruh negara ini untuk bergantung dari negara lain, namun ada satu perjanjian yang tidak bisa diingkari mengenai kebijakan perdagangan luar negeri.
Pada bulan Agustus tahun 2018, Indonesia dijatuhi sanksi oleh World Trade Organization (WTO) sebesar 350 juta US$ atau setara 5 triliun rupiah (kurs saat itu). Hal itu diakibatkan oleh sikap Indonesia yang melanggar perjanjian perdagangan internasional dengan Amerika Serikat.
Kasus ini bermula pada tahun 2016. Saat itu, Indonesia telah menerbitkan 18 aturan yang dianggap sebagai hambatan non-tarif untuk sejumlah produk pertanian dan peternakan asal Amerika Serikat dan Selandia Baru. Beberapa produk impor tersebut yaitu diantaranya apel, anggur, kentang, bawang, bunga, jus, buah-buah kering, hewan ternak, ayam dan daging sapi.
Indonesia beralasan penerapan aturan ini bertujuan untuk melindungi petani dan peternak lokal. Sebaliknya, Amerika dan Selandia Baru menilai aturan tersebut tidak sesuai dengan Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan yang disepakati antar anggota WTO.
Kenapa Indonesia mendapatkan sanksi? Karena Indonesia menjadi salah satu anggota dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) atau Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia diharapkan untuk tidak salah langkah dalam menyikapi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Demikian artikel ini dibuat guna memberikan kritik serta solusi bagi semua pihak yang terlibat. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI