Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Kesumat Iblis dan Adam

23 Oktober 2020   15:19 Diperbarui: 23 Oktober 2020   15:24 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via beritagar

Akulah Sang Iblis. Aku akan terus melawan manusia-manusia bajingan yang merusak ciptaan Tuhanku. Aku tidak sudi bumi yang suci ini dikotori oleh nafsu-nafsu mereka yang teramat najis. Coba lihatlah, gunung-gunung yang tidak berdosa dihancurkan, hutan-hutan yang memberikan makan kepada mereka dibabat habis. Bajingan memang! Makhluk keparat yang tidak tahu diri dan tidak pernah berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan kepada mereka.

 

[Adam]

Licik! Iblis memang licik! Dia menghasutku, menghasut ketururnanku, meracuni jiwa dan pikian kami semua. Aku tidak butuh dia sujud di hadapanku, dan aku sama sekali tidak menginginkannya. Sejak kapan aku berani dengan makhluk yang lebih kuat dari aku? Propaganda yang ia mainkan telah berhasil, hingga terbuanglah aku ke bumi yang tidak pernah aku inginkan. Jika aku boleh memilih, aku lebih memilih untuk abadi di khayangan. Tidak perlu capek mencari makanan, hidup tinggal ongkang-ongkang, bercumbu pun bisa sesuka keadaan. Namun sekarang hidupku menderita, harus bersusah payah mencari makanan, harus menyiapkan tempat ketika ingin bercumbu. Aku mana berani menentang perintah Tuhan? Rasanya aku teramat bodoh jika harus menentang Tuhan yang telah menciptakan aku.

Lihatlah aku sekarang. Kotor, bau, kedinginan, kepanasan, kehujanan. Belum lagi aku harus bertemu dengan binatang buas demi mengisi perut. Aku sudah tidak tahan hidup menderita di bumi, aku ingin sekali kembali ke khayangan. Tapi apa daya, aku sama sekali tidak tahu bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Tuhan, bahwa kami semua sudah di adu domba oleh Iblis. Sekarang aku jauh dari Tuhanku, aku sangat merasa ketakutan hidup bergelapan di bumi. Tempat terkutuk macam apa ini? Hanya belantara, semuanya berdiam ketika melihatku kelaparan dan kehausan. Kenapa air, makanan, pohon, tidak berinisiatif untuk melayaniku? Kenapa aku harus berusaha sendiri, bersusah payah sendiri. Aku benar-benar sudah muak dengan kehidupan yang ada di bumi.

Aku harus memberitahukan kepada keturunanku, bahwa penderitaan ini bermula dari Sang Iblis yang tidak rela akan kelahiranku. Dia tidak sudi untuk sujud di depanku. Andai waktu itu aku tidak termakan bujuk rayu Iblis, pasti aku sangat makmur di atas sana. Keturunanku juga pasti akan sangat senang jika hidup di khayangan.

"hai pasanganku, aku ingin kau mengerti, aku ingin kau menuruti kemauanku. Kau harus selalu terlentang, berbaring di atas semak belukar yang sudah aku buat ini. Kau harus memberikanku banyak keturunan. Kau harus bersedia untuk mendesah, menuruti segala fantasiku. Dan jika keturunan kita sudah banyak, kita harus bersatu untuk melawan Sang Iblis. Tapi dengarlah wahai pasanganku, perjuangan kita akan teramat berat. Kita harus menceritakan tentang kelicikan Iblis. Kita harus memberitahu keturunan kita kelak, bahwa kita dibuang ke bumi yang menjijikkan ini karena ulah Sang Iblis. Tuhan sangat sayang kepada kita, kita harus berusaha sekuat yang kita bisa agar kita dan keturunan kita bisa hidup layak di khayangan."

Aku bersumpah atas nama Tuhanku, Iblis harus membayar atas segala perbuatannya. Aku ingin sekali bertemu dengan Iblis, aku ingin menanyakan alasan ia menghasut aku ketika di khayangan. Bila perlu aku dan Iblis berkelahi, agar bisa membuktika siapa yang lebih kuat. Dan Iblis pasti akan kalah, karena aku bisa mematikan api dengan tiupan dan siraman air yang melimpah di bumi. Aku akan terus melawan Sang Iblis yang keparat itu, aku harus memberikannya pelajaran. Bila perlu aku harus membuat senjata. Aku harus bisa memanfaatkan akal yang sudah diberikan oleh Tuhan kepadaku untuk melawan Iblis. Aku tidak mungkin berdiam saja melihat Iblis menghasut keturunanku.

 

[Pertemuan Iblis dan Adam]

Wahai Iblis, apa maksudmu menghasut aku dan pasanganku untuk melanggar larangan Tuhan? Aku sama sekali tidak mengerti dengan jalan berfikirmu. Apa aku punya salah kepadamu? Aku sama sekali tidak memintamu untuk sujud kepadaku. Bagiku, sehebat apa diriku yang lancang menyuruh pendahuluku untuk sujud kepadaku? Aku sama sekali tidak menginginkan sujudmu, aku sama sekali tidak menginginkan pengakuanmu. Kau dan aku adalah saudara, sama-sama ciptaan Tuhan Yang Maha Segalanya. Tapi kau telah berhasil melakukan propaganda, hingga terusirlah aku ke bumi yang hina ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun