Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Post Sekulerism dalam Pusaran Hedonian

24 November 2019   13:59 Diperbarui: 24 November 2019   14:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan ini saya ingin menegaskan bahwa saya sama sekali tidak merasa iri dengan mereka berdua, saya hanya menyoroti mereka yang membawa identitas agama namun justru memiliki salah satu sifat yang dilarang dalam Islam, yaitu Riya'.

Menurut saya post sekulerism saat ini berhasil mengahalu sekulerism yang selalu menekankan pemisahan agama dari urusan publik, namun sayangnya niatan yang menurut saya baik itu justru ternodai oleh perilaku hedonis para penggagasnya. Post sekulerism dalam pusaran hedonian akan semakin banyak bermunculan, dan jangan senang dulu, ada sesuatu yang lain yang mengikuti post sekulerism di Indonesia. Mereka adalah kelompok ekstrimis Islam yang berusaha menggantikan Pancasila dengan Khilafat, dan juga kembali menghidupkan Negara Islam Indonesia.

Mungkin bagi mereka yang berdakwah diiringi dengan kehodonisan tidak akan menyadari hal itu, dan orang-orang seperti saya yang sempat ribut dengan Taqy Malik pasti akan terus dimusuhi dengan berbagai alasan karena dikira melecehkan Islam. Padahal saya sendiri menyoroti pribadi mereka yang selalu menggunakan agama guna menuruti nafsu keduniawia, saya sama sekali tidak mempermasalahkan apakah kalian beragama atau tidak, berTuhan atau tidak, karena menurut saya, kemanusiaan tidak akan memandang apa agamamu, siapa nama Tuhan dan Nabimu, serta sukumu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun