Masih banyak orang yang memandang sebelah mata kepada mereka yang menekuni "sastra", padahal sastra merupakan salah satu karya terindah atas karunia Tuhan Yang Maha Segalanya. Tanpa sastra tidak akan ada yang namanya Khalil Gibran, Wiji Thukul, Pramoedya Ananta Toer, dkk. Tanpa sastra tidak akan ada yang namanya wawasan dan pemikiran.
Sajak-sajak itu mulai membentuk sebuah harapan, sajak-sajak itu mulai lantang terdengar, sajak-sajak itu mulai tumbuh dan bergelora. Terdengar sepele namun dampak yang ditimbulkan begitu dahsyatnya yang biasa kita sebut dengan nama Revolusi. Itulah sastra, sebuah senjata yang tidak kenal jaman. Itulah sastra, yang biasa digunakan oleh mereka sebagai senjata, ketika sebuah rezim otoriter berkuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H