Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dahsyatnya Uang Membungkam Suara Kebenaran

31 Desember 2024   10:22 Diperbarui: 31 Desember 2024   10:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Refleksi Akhir Tahun 2024

Hiruk pikuk kehidupan tahun 2024 tanpa terasa akan segera berakhir. Berbagai peristiwa yang membungkam kebenaran hampir tiap hari diberitakan.

Vonis bebas 6,5 tahun penjara oleh hakim terhadap koruptor 300 teriliun sangat patut dipertanyakan.

Terbongkarnya jaringan bandar narkoba di bima yang melibatkan oknum polisi, anggota DPRD dan oknum lainnya, bukti merosotnya moral aparat di negeri ini.

Perampasan tanah miliki rakyat untuk proyek PIK 2 di Tangerang Banten, memperlihatjan betapa dahsyat uang membungkam kebenaran.

Jual beli jabatan, uang pelicin proyek pembangun seakan menjadi kebiasaan bagi pejabat di berbagai daerah bahkan sampai ditingkat pemerintahan yang paling bawah.

Aparat penegak hukum sebagai pengawal dan penegak keadilan terhipnotis dengan janji manis dari para pelaku kejahatan.

Oknum hakim, jaksa, polisi dan aparat pemerintah lainya terpesona oleh godaan uang penyuapan.

Seperti yang ungkapkan Aristoteles bahwa realitas yang sering terjadi dalam masyarakat ; kekuatan uang dapat membungkam suara kebenaran.

Dalam pandangannya tentang etika dan keadilan, bahwa uang memiliki kekuatan besar dalam membentuk keputusan, opini, dan bahkan keadilan.

Ketika uang berbicara, banyak orang cenderung mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran demi keuntungan materi dan kepentingan pribadi.

Hal Ini mencerminkan kelemahan manusia yang sering kali lebih terpesona oleh kekayaan materi daripada integritas.

Aristoteles tidak pernah mengatakan bahwa uang itu jahat. Akan tetapi masalahnya terletak pada bagaimana manusia memperlakukannya.

Ketika uang menjadi ukuran segala sesuatu, termasuk nilai kebenaran, maka moralitas dan keadilan sering kali terabaikan bahkan dikorbankan.

Aristoteles mengingatkan kepada kita, agar tidak membiarkan uang mendominasi nilai-nilai kemanusiaan. Kebenaran harus tetap menjadi prioritas, meskipun harus melawan arus kekuasaan materi.

Dunia yang adil hanya dapat tercipta ketika manusia memiliki keberanian untuk berbicara kebenaran, bahkan ketika uang mencoba membungkamnya.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa nilai-nilai moral tidak dikalahkan oleh kekuatan materi.

Dengan menjaga integritas, kita dapat menjadi suara kebenaran yang tidak bisa dibeli demi terciptanya negeri yang lebih adil dan bermartabat.

Semoga Tahun 2025  keadilan dan kebenaran semakin nyata kita rasakan dari seluruh aparat penegak hukum di negara Indonesia yang kita cintai ini.

Berharap kepada APH untuk tidak mengorbankan integritasnya sebagai manusia yang bermoral.

Selamat memulai tahun baru 2025 dengan amal perbuatan yang lebih baik serta berkemanusiaan dan berkeadilan.

Lombok Timur, 31-12- 2024
*Pemerhati sosial, Praktisi Pendidikan dan Pelaku Pemberdayaan Masyarakat*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun