“Upaya memberikan akses listrik kepada masyarakat”. Saya yakin sebagian besar teman akan mengangkat tentang pengalaman mereka dalam memerangi gangguan di lini terdepan, dalam menyiapkan sebuah aset menjadi bagian dari sistem tenaga listrik atau lebih familiar dengan istilah : energize, dan pengalaman sebagai bagian dalam pelaku pemeliharaan yang hanya sekali dalam dua tahun untuk satu bay dalam Gardu Induk. Bekerja pada bagian yang tidak “bersentuhan” langsung dengan jaringan kelistrikan menjadi tantangan tersendiri bagi saya dalam menyajikan tulisan ini. But well..let’s try..it’s better to try and fall than not try at all, isn’t it?
Pada tulisan ini saya akan membagikan sedikit hasil “curi ilmu” saya selama kurang lebih tiga tahun bertugas pada bagian yang mengurusi pengembangan Manajemen Aset di PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB).
PLN TJBB merupakan unit transmisi PLN yang bisnis utamanya adalah menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit sampai ke sisi konsumen yaitu PLN Distribusi dan Konsumen Tegangan Tinggi. Dengan demikian, TJBB harus menjaga keandalan asetnya agar kontinuitas pelayanan senantiasa terjaga. Aset harus dikelola secara efektif agar dapat perform sesuai kualitas yang diharapkan.
Aset yang beroperasi dengan andal dapat menjaga kontinuitas dan availabilitas penyaluran tenaga listrik. Dan ini tentu menjadi harapan dari semua stakeholder PLN, tidak terkecuali masyarakat Indonesia sebagai konsumen. Oh ya..sebelum kita lanjut lebih jauh, saya mau tekankan bahwa yang dimaksud aset di sini adalah peralatan tegangan tinggi serta peralatan proteksi yang dioperasikan di TJBB.
Pengelolaan aset dilakukan dalam satu siklus hidupnya, mulai dari akuisisi, operasi, pemeliharaan, hingga disposal. “Bukannya TJBB sama halnya dengan Unit Transmisi lain yang fokus utamanya adalah O&M peralatan?” Yap…tapi itu lagu lama... Kualitas sebuah aset ditentukan dari awal bagaimana ia didisain, diproduksi, diinstal, dipelihara, hingga kapan dan bagaimana harus didispose.
Kerusakan aset yang terjadi pada masa infant (0-3 tahun) misalnya. Hal ini diakibatkan oleh disain yang tidak sesuai dengan lingkungan operasinya. Kebayang gak jika sebuah kendaraan yang didisain untuk topografi perkotaan digunakan pada daerah perbukitan? Hal ini tentu akan mempercepat kerusakan kendaraan tersebut. Demikian halnya dengan aset J .
Okay…mau tahu tentang pengelolaan aset lebih detail seperti apa? Penjelasannya ada di bawah ini :
1. Akuisisi
Masa akuisisi aset adalah masa dimana sebuah aset direncanakan untuk dioperasikan, dan menjadi bagian dari sistem tenaga listrik. Akuisisi ini terbagi atas perencanaan aset, pengadaan, konstruksi, hingga komisioning aset.
Perencanaan aset tidak hanya meliputi disain aset itu sendiri, tetapi juga suseptibilitasnya terhadap sistem. Jangan sampai terjadi over design, atau sebaliknya .
Pada pengadaan aset, Pejabat Pengadaan harus mampu memilih pihak ketiga yang memenuhi kriteria untuk mengadakan aset yang dimaksud. Selain dari kualitas produk yang ditawarkan, eligibilitas perusahaannya juga harus dapat dipastikan. Adanya Vendor Management akan membantu Pejabat Pengadaan dalam memilih pihak ketiga yang memenuhi syarat dalam pengadaan aset yang direncanakan.