Mohon tunggu...
Hari Listrik Nasional PLN
Hari Listrik Nasional PLN Mohon Tunggu... Karyawan -

Akun resmi yang menayangkan hasil artikel pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam kegiatan blog competition "Kerja Nyata Terangi Negeri". Email: hln71@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pegawai PLN: Pejuang LDR!

19 Oktober 2016   11:13 Diperbarui: 19 Oktober 2016   11:33 4095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Belok kanan depan pa.. ” ujarku mengingatkannya supaya tidak salah jalan.

Tiba di rumah, Cathrine langsung melompat dari sepeda motor berlari dengan girang ke dalam rumah, dengan tidak sabar dia memberitahu opungnya kalau papanya sudah tiba.

“Opuunnnngg, papaku yang ganteng sudah sampai, sinilah opunggg! Lihatlah dulu! “ teriaknya dengan kencang.

Saya dan Pak Suami tertawa melihat pola tingkahnya, bahagia luar biasa terpancar di wajahnya. Mungkin kalau dia punya toa pengeras suara, dia akan umumkan kepada semua orang kalau Papanya pulang.

Ini bukan hanya terjadi hari ini saja, ini terjadi berulang-ulang. Setiap Papanya pulang, dia akan kembali mengulangi selebrasinya seakan tak pernah bosan. Dia akan mengenalkan Papanya kepada setiap orang yang ditemuinya, ntah itu temannya, gurunya bahkan ibu-ibu tukang sayur yang nongkrong di belakang rumah.

**

‘Terpisah Ranjang’

Kami sudah menjalani Long Distance Relationship kurang lebih 6 tahun.  Kami sadar betul ini konsekuensi yang harus kami jalani karena kami sama-sama memilih untuk tetap bekerja. Bukan tanpa alasan, kami memilih tetap bekerja tentunya dengan mempertimbangkan banyak hal.

Ada banyak pendapat diluar sana;  ada yang bilang kami terlalu mementingkan diri sendiri, egois, tidak memikirkan anak, ada juga yang setuju dengan pilihan yang kami jalani, ada pula yang menyarankan supaya saya resign saja atau minta pindah atau apalah..apalah… 

Sejujurnya kami tidak terlalu ambil pusing dengan segala pendapat orang diluar sana. Bukan kami tidak berusaha untuk berkumpul di satu rumah ya logika aja siapa mau menjalani rumah tangga yang satu di Utara Sumatera, yang satunya lagi di Selatan Sumatera. Kami sudah berusaha maksimal tapi mungkin sekarang belum waktunya. Toh, kami yang menjalani. Kami yakin semasa kami saling mempercayai dan saling mendoakan, hubungan ini akan tetap terus direstui Tuhan.

Satu tahun belakangan ini, Pak Suami saat ini hanya bisa pulang dipertengahan bulan saja,tidak se-fleksibel tahun-tahun sebelumnya.  Setiap awal dan akhir bulan doi harus melakukan proses billing rekening. Belum lagi pekerjaan rutin harian yang harus dijalaninya. Prinsipnya, tugas yang diamanahkan harus dijalankan sebaik mungkin, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Ga jarang juga kami dinomor duakan, tidak apa-apa asal jangan diduakan ajaaa… *tsahhhh*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun