Mohon tunggu...
Hizkia Nandana Umbu Kawuji
Hizkia Nandana Umbu Kawuji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jurnalisme Robot Beritagar.id: Apakah Seperti Pisau Bermata Dua?

8 Oktober 2022   02:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   01:23 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu "Jurnalisme Robot"?

Jurnalisme robot adalah contoh dari Computer-Assited Reporting (CAR) yang dimana hal tersebut merupakan perkembangan dari Artificial Intelligence (AI). Kehadiran jurnalisme robot sendiri merupakan wujud nyata dari perkembangan teknologi yang dimana dapat menggantikan posisi manusia. Jurnalisme robot sering dikatakan sebagai "jurnalisme masa depan" dikarenakan model jurnalisme ini sangat bergantung dengan teknologi yang tentunya jika semakin dikembangkan, model jurnalisme ini akan terus digunakan sampai kapanpun.

Jurnalisme robot pertama kali digunakan pada tahun 2014 oleh Ken Schwencke yang dimana pada kala itu ia membuat berita tentang gempa di California Selatan dengan bantuan robot jurnalis. Selanjutnya pada tahun 2016, yang dimana media The Media Post menggunakan teknologi bernama Heliograf untuk merangkai serta mempublikasikan berita tentang Olimpiade Rio de Janeiro.

Jurnalisme robot memiliki metode kerja yang dapat dikatakan sedikit berbeda dengan pelaku jurnalis pada umumnya. Langkah pertama, software atau perangkat lunak akan mengumpulkan berbagai data tentang sebuah kejadian yang akan diberitakan, contohnya yakni pertandingan olahraga. Langkah kedua, algoritma yang tersedia menggunakan metode statistik untuk memilah berbagai hal penting yang kemudian dijadikan sebuah data. Langkah ketiga, perangkat lunak kembali menyaring data-data yang ada dan kemudian mengambil data yang paling penting berdasarkan kebutuhan pemberitaan.

Langkah keempat, mengatur setiap elemen data-data yang sudah disaring dan kemudian dibentuk menjadi sebuah berita dan langkah terakhir yakni mengunggah berita melalui sistem manajemen penerbitan dan secara otomatis akan terpublikasikan. Dikutip dari e-book "I Robot. You Journalist. Who is the Author?", jurnalisme robot tidak hanya menyajikan konten jurnalistik tekstual melainkan jurnalisme robot juga sudah mampu membuat konten jurnalistik yang mengandung unsur-unsur visual.  

https://rocketpilots.com/content-marketing-for-assisted-living-facilities/human-vs-robot/
https://rocketpilots.com/content-marketing-for-assisted-living-facilities/human-vs-robot/

Mengapa jurnalisme robot seperti "pisau bermata dua"?

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehadiran jurnalisme robot tentu meringankan beban seorang jurnalis dalam merangkai sebuah informasi yang nantinya akan dipublikasi. Melalui pengerjaan awal yang dilakukan oleh sistem robotik dan kemudian disempurnakan oleh manusia sehingga membuat berita yang akan dipublikasikan semakin rinci dan jelas. Kehadiran jurnalisme robot juga akan membuat model dari jurnalistik itu sendiri akan semakin variatif yang tentunya tidak akan monoton.

Saat ini penggunaan jurnalisme robot terkhususnya di Indonesia, masih berharap pada data-data konkret seperti data liga sepakbola contohnya yang dilakukan Beritagar.id pada tahun 2018. Pada kala itu, untuk pertama kalinya Beritagar.id menggunakan jurnalisme robot untuk menulis laporan mengenai pertandingan antara Leicester vs Stoke City. Pemilihan topik tersebut dikarenakan dalam sepakbola tentu memiliki data yang konkret seperti jumlah gol, jumlah offside, siapa yang mencetak gol dan lain-lain. Meskipun demikian, hal tersebut merupakan sebuah terobosan yang cukup baik dan tentunya akan terus dikembangkan.

Akan tetapi, semua hal yang ada di dunia tentu memiliki dampak negatifnya. Keberadaan jurnalisme robot di Indonesia dapat menciptakan sebuah "kemungkinan" yang dimana posisi manusia sebagai seorang jurnalis dapat digeser keberadaanya dikarenakan. Jika kita melihat dengan seksama, kemungkinan tersebut telah menjadi sebuah kenyataan, seperti contohnya Microsoft akan memberhentikan 27 jurnalis yang bekerja di media PA.

Kabar itu diumumkan sebelum Microsoft mengambil keputusan untuk berhenti menggunakan jurnalis manusia dan beralih ke teknologi robotik untuk membuat sebuah berita dan tentunya hal tersebutlah yang menjadi sebuah ketakutan terbesar seorang jurnalis. Dari kedua penjelasan diatas, penulis berasumsi bahwa jurnalisme robot ini seperti pisau bermata dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun