Pemain yang pernah merumput bersama Liverpool tersebut kembali mencetak gol pada laga final Piala Eropa empat tahun setelahnya dan menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak gol di dua edisi final Piala Eropa. Gol pada final Piala Eropa 2012 tersebut terjadi setelah El Niño diberi umpan lagi-lagi oleh orang yang sama, yakni Xavi Hernandez.
Pemain yang enam minggu sebelumnya berhasil membawa klubnya saat itu, Chelsea, menjadi juara Liga Champions Eropa juga berhasil memberikan umpan yang berbuah gol kepada rekan satu timnya di klub, Juan Mata.
Piala Eropa 2012 seakan menjadi semakin spesial bagi Torres setelah pemain yang mengidolai tokoh fiksi Tsubasa tersebut dinobatkan menjadi sang pencetak gol terbanyak sepanjang turnamen.
Pemain yang saat ini menjalani masa pensiunnya sebagai pelatih Atletico Madrid U-19 mendapatkan penghargaan sepatu emas tersebut setelah mengungguli penyerang Timnas Jerman, Mario Gómez, yang sama-sama menorehkan 3 gol dan 1 assist, tetapi jumlah menit bermain El Niño sepanjang turnamen lebih sedikit/efektif (189 menit) dibandingkan Gómez (282 menit)
Pada akhirnya, keberadaan Fernando “El Niño” Torres pada laga final Piala Eropa 2008 dan 2012 sama seperti fenomena El Niño yang terjadi di Samudra Pasifik, yaitu memberikan dampak yang berbeda-beda untuk masing-masing pihak yang berbeda.
Terjangan badai El Niño di final Piala Eropa tersebut membawa kemujuran untuk Spanyol setelah mengantarkannya menjadi negara pertama yang dapat menjuarai Piala Eropa dua kali secara beruntun, tetapi sebaliknya menjadi petaka bagi Jerman dan Italia setelah gagal merengkuh trofi Henry Delaunay tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H