Dik, Kanda girang mendapat surat yang dinda kirimkan tempo hari. Rasanya seperti mendapatkan kekuatan kembali...
Ketika kanda baca surat dinda, kanda merasa sedih...Kanda tidak tahu harus bagaimana lagi. Sementara keadaan di Tanah Air masih belum stabil. Harga bahan pokok terus merangkak naik, sedangkan Kanda hanyalah buruh kasar pelabuhan yang tidak bisa menghasilkan uang banyak.
...Kanda merasa tidak berguna, karena kanda tidak dapat mempersatukan keluarga ini.
Sehingga dinda harus berkorban untuk berpisah sementara waktu.
Dik, ketika dinda katakan serta menanyakan anak kita Sarmud,...kanda...kanda hanya bisa meneteskan air mata...anak kita...terjepit sewaktu pembagian zakat mal...
Walau Pak De Dul telah menolong serta membawanya ke rumah sakit...Allahu Akbar...Anak kita tidak bisa terselamatkan..."Innalillahi Wa Innalillahi Raji'un"
Kanda sampai sekarang tidak bisa melupakan kejadian itu.
Dik, demi keutuhan cinta kita, kanda mohon agar Dinda segera kenbali ke Tanah Air. Uang yang DInda kirimkan setiap bulan, Kanda tabungkan dan tidak pernah kanda pergunakan.
Dik, apabila Dinda kembali ke Tanah Air, mungkin dengan uang yang kita miliki, kita bisa berjualan sesuatu yang dinda suka, yang penting halal.
Dik..., Cinta sejatiku, Kanda harap Dinda bisa memahami semuanya.
Dari Kang Paimun