Partai politik menjadikan masyarakat menilai bahwa pemilu di Indonesia tidak lagi menampakkan kualitas berdasarkan gagasan dan ide, namun lebih mengarah pada persaingan elektabilitas.Â
Dari analisis saya, seharusnya anggota lagislatif menjadi faktor penentu dari kemajuan suatu negara. Pelaksanaan rekrutme untuk calon anggota partai politik seharusnya mempertimbangkan berbagai aspek yang akan membawa manfaat bagi pemerintahan negara.Â
Dalam kasus partai PAN terseut, terlihat bahwa proses rekrutmennya lebih berdasarkan electoral figure. Namun dengan melibatkan artis di dunia politik menandakan bahwa proses pelembagaan partai masih belum terlaksana denganbaik. Partai politik lebih menerapkan politik praktis yang menyebabkan rendahnya nilai ideologi dan penurunan visi, misi dalam kontestasi politik.
DAFTAR PUSTAKA
D. W. U. Prakoso, and L. K. Alfirdaus. (2018). Analisis Rekrutmen Dan Kaderisasi Partai Politik Pada Fenomena Calon Tunggal Petahana Studi Kasus: Pilkada Kabupaten Pati 2017. Journal of Politic and Government Studies, 7(2): 181-190.
Juanda, O., & Juanda, J. (2023). Peran dan Fungsi Partai Politik Dalam Mewujudkan Pemilu Yang Berkualitas dan Bermartabat Tahun 2024. Jurnal Ilmu Multidisplin, 2(2), 140 - 147.
Khamimiya, Aza Rifda, Agus Machfud Fauzi, Mochamad Arif Affandi. (2023). Keterlibatan Selebriti Sebagai Politisi: Penguatan Partai Politik atau Penggalangan Suara. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 12 (2)
Menurut Rush & Althof. (2007). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Pt Raja Grafindo.
Muslimah, Siti (2021) Implementasi fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik pada partai golongan karya (golkar) kota banjarmasin tahun 2020. Diploma thesis, Universitas Islam Kalimantan MAB
Nabilah, Resty, Izomiddin, Raegen Harahap. (2022). Fenomena Rekrutmen Artis Anggota Legislatif Ditinjau dari Perspektif Teori Partai Politik. Jurnal Studi Ilmu Politik (JSIPOL), 1 (2): 81-92