Mohon tunggu...
Rivaldy Satria Perdana
Rivaldy Satria Perdana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mendaki gunung dan traveling sambil belajar sejarah serta kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peta Peradaban Islam ala Ismail Raji Al-Faruqi

15 Juni 2023   22:55 Diperbarui: 15 Juni 2023   23:03 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.referensimakalah.com

Perjalanan Hidup Ismail Raji Al-Faruqi

Lebih akrab dikenal dengan nama al-Faruqi oleh orang-orang. Ismail Raji Al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina pada 1 Januari 1921. Beliau dibesarkan oleh seorang ayah yang dikenal sebagai hakim dan tokoh agama. Al-Faruqi hidup di keluarga yang kaya dan terpandang di Palestina. Namun semenjak Israel datang menjajah bumi Palestina, bersama beberapa kerabatnya al-Faruqi pindah dan menetap di Lebanon. Disana al-Faruqi memulai sekolah formalnya di Frence Dominical College Des Freses Lebanon (St. Joseph) pada tahun 1926 dan lulus hingga jenjang SLTA setelah 10 tahun. Kemudian beliau mendapat gelar BA di American beirut pada 1941. Selanjutnya di India pada tahun 1952 beliau mendapatkan gelar masternya dan juga doktoral (Ph.D.) dari Universitas India Harvard dalam bidang filsafat. Karena kecintaanya pada Islam, al-Faruqi kemudian meninggalkan Amerika menuju Kairo. Pada 1961-1963 al-Faruqi ditunjuk sebagai guru besar studi Islam pada institut pusat riset islam di Karachi, Pakistan. Karirnya di bidang akademik sangat cemerlang, terlihat bagaimana berbagai posisi sebagai guru besar maupun dosen tamu pernah dilakoninya. Seperti di Universitas Chicago, Universitas Syracuse, dan Universitas Temple. Sebagai bentuk dedikasi nyata beliau pada ilmu pengetahuan, International Institute of Islamic Thought (IIIT) didirikan pada 1980 di Amerika Serikat. Beliau meninggal dunia pada 24 Mei 1986.

Deretan Karya Ismail Raji Al-Faruqi

Dalam setiap karyanya kita dapat mengetahui bahwa beliau sangat vokal dalam menyuarakan kebenaran tentang Islam. Misalnya pada karya al-Faruqi yang berjudul Urubah and Religion, disana beliau tidak mau berkompromi dengan tradisi dan pandangan barat. Beliau juga menepis konsep barat yang dinilai keliru menjabarkan tentang tradisi semetik. Selain itu juga karya beliau sangat digandrungi oleh para sejarawan dan akademisi, salah satunya dalam karya yang berjudul Christian Ethics. Stainley B. Frost bahkan menyebut bahwa karya al-Faruqi ini sangat luar biasa, karena didalamnya mengadung sarat validitas akademis hingga kedalaman religius baik dari segi analisis maupun risetnya. Al-Faruqi dinilai objektif serta jujur dalam setiap menulis karya-karyanya. Adapun diantara karya-karya beliau yang lain adalah:

1. On Arabism, Amsterdam, 1962.

2. Islam and Modernity: Problem and Prospective the Word in the Third Word, disunting oleh James P. Cotter, 1979.

3. Islam and Modernity: Diatribe or Dialogue Journal of Ecumenical Studies, 1968.

4. Historical Atlas of the Religious of the World, New York, 1974.

5. Islamizing the Social Science: Studies in Islam, 1979.

6. Islam and Culture, Kuala Lumpur, 1980.

Peta Peradaban Islam

Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Atlas Budaya Islam. Didalamnya memuat berbagai penjelasan dan penjabaran mengenai topografi dan geografi jazirah Arab. Kemudian mengenai bahasan dan sejarah serta menjelaskan mengenai keberadaaan agama serta budaya yang hidup di Mesopotamia,Kristen, dan Mekkah. Didalamnya juga al-Faruqi menuliskan relevansi antara sejarah kenabian dengan Al-Quran. Setidaknya ada empat bagian dalam peta peradaban Islam itu sendiri, dijelaskan sebagai berikut:

- Islam dipandang terlebih dahulu sebagai agama, budaya, dan peradaban dalam realitas sejarah.

- Beranjak dari situ, kemudian al-Faruqi menjelaskan definisi tentang esensi peradaban Islam atau tauhid.

- Di bagian ketiga, ini merupakan pendalaman dari bagian yang kedua. Dimana penerjemahan dari esensi peradaban islam itu sendiri terurai dalam sebuah sistem gagasan, sistem aktualisasi teladan atau Sunnah Nabi, serta sistem lembaga sosial. Seperti nanti muncul lembaga sosial dan ekonomi seperti Baitul Mal.

- Lalu di bagian terakhir merupakan manifestasi atau hasil dari tindakan, pemikiran dan ekspresi umat Islam. Mulai dari munculnya seni kaligrafi, arsitektur, seni ruang hingga seni qiraati.

Dari peta inilah dapat digambarkan bagaimana struktur yang kokoh dan kuat dibangun didalam agama Islam, mulai dari hal yang bersifat fundamental, esensi hingga aktualisasi dituangkan didalamnya. Aspek pikiran dan rasa pada akhirnya membangun sebuah peradaban Islam yang maju. Gagasan al-Faruqi seharusnya menstimulus umat Islam agar dapat menelaah kembali bagaimana Islam itu dapat berjaya seperti sediakala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun