Perubahan garis pantai adalah salah satu fenomena alam yang sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor alamiah. Salah satu faktor utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah dinamika fluida, terutama yang melibatkan air laut dan angin.Â
Dinamika fluida menjelaskan bagaimana air dan angin bergerak serta mempengaruhi bentuk dan struktur garis pantai dari waktu ke waktu.Â
Perubahan garis pantai ini tidak hanya berdampak pada ekosistem pesisir tetapi juga pada kehidupan manusia, seperti pemukiman, infrastruktur, dan kegiatan ekonomi di wilayah pantai.
1. Gelombang Laut dan Erosi Pantai
Salah satu mekanisme utama yang menyebabkan perubahan garis pantai adalah gelombang laut. Gelombang laut dihasilkan oleh angin yang meniup permukaan air laut, menciptakan energi yang menggerakkan air menuju daratan.Â
Ketika gelombang mendekati pantai, energi ini dilepaskan, menyebabkan terjadinya erosi di wilayah pesisir. Erosi adalah proses pengikisan material pantai seperti pasir dan batuan oleh kekuatan air.
Pada pantai yang mengalami erosi berat, garis pantai secara bertahap akan mundur, mengakibatkan hilangnya daratan. Proses ini sering terjadi pada pantai berpasir, di mana partikel-partikel pasir yang lepas dengan mudah tersapu oleh air.Â
Erosi ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor seperti jenis material yang ada di pantai, kemiringan pantai, serta intensitas dan frekuensi gelombang.
Selain itu, fenomena pasang surut juga memengaruhi seberapa jauh gelombang dapat mencapai daratan. Ketika air laut pasang, gelombang dapat menjangkau area pantai yang lebih dalam, mempercepat erosi di wilayah tersebut.
2. Sedimentasi dan Pembentukan Garis Pantai Baru
Selain erosi, dinamika fluida juga berperan dalam proses sedimentasi, yaitu pengendapan material di area tertentu pada garis pantai. Setelah material seperti pasir dan lumpur tersapu oleh gelombang laut atau aliran sungai, material tersebut akan diendapkan di tempat lain.Â