Mohon tunggu...
Hira Putri Sakanti
Hira Putri Sakanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Love my self❤

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

SDG's sebagai Upaya Mengentaskan Kemiskinan

13 Oktober 2021   00:50 Diperbarui: 13 Oktober 2021   01:03 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kemiskinan saat ini merupakan salah satu masalah global yang banyak dieluhkan oleh banyak negara, Indonesia sendiri misalnya. Keadaan kini yang masih diserang oleh krisis pandemic semakin memperparah situasi. Ketimpangan yang makin terlihat seakan-akan merenggut kesejahteraan. 

Sebelum terjadinya krisis pandemic, kemiskinan memang termasuk menjadi salah satu permasalahan global. Namun saat Badai Covid-19 ini menerjang, semakin menggoyahkan kesejahteraan bangsa. Semua negara mengalami guncangan yang cukup besar. Bahkan negara yang dinilai sebagai negara maju dan stabil pun terkena dampaknya.

Saat ini, keadaan yang sebelumnya carut marut ini memang sudah semakin membaik. Semua negara saat ini sedang getol-getolnya dalam mengurangi dampak dari Covid-19, salah satunya dalam bidang Ekonomi. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi beberapa negara yang semakin meningkat meskipun masih di angka yang negative. 

Perlahan demi perlahan negara bangkit dan berkembang demi menstabilkan negaranya. Tetapi tidak tapat dipungkiri bahwa kemiskinan yang semakin merajalela saat datangnya badai Covid-19 ini tetaplah tidak berubah banyak, bahkan disaat ekonomi Indonesia yang makin pulih.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa angka kemiskinan yang ada di Indonesia pada Maret 2021 terdapat 27,54 juta penduduk berada di bawah garis kemiskinan hingga kuartal I 2021. Jumlah penduduk miskin tersebut turun 0,05 dibandingkan September dari 10,19 persen menjadi 10,14 persen. Penduduk miskin saat Maret 2021 turun 0,01 juta dibanding pada September 2020 tetapi masih lebih besar 1,12 juta dibanding saat Maret 2020. Hal ini menunjukkan bukti nyata adanya pengaruh Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi negara.

Persentase penduduk miskin masih lebih banyak di desa daripada di kota jika dilihat dari sisi disparitas kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan data BPS yang menunjukkan bahwa populasi penduduk miskin di kota sebesar 7,89 persen sedangkan populasi penduduk miskin di desa sebanyak 13,10 persen. Berbanding dengan populasi penduduk miskinnya, penurunan jumlah penduduk miskin di desa lebih bagus dibandingkan di kota. 

Penurunan tingkat penduduk miskin di desa menujukkan angka penurunan sebesar 0,10 persen dibanding September 2020 yang berada di angka 13,20 persen. Berbalik keadaan dengan penurunan jumlah populasi penduduk miskin di desa, penduduk miskin kota justru mengalami kenaikan populasi sebanyak 0,01 persen dari sebelumnya yang berada di angka 7,88 persen.

Sebagai upaya mengentaskan kemiskinan, SDGs yang merupakan program untuk mensejahterakan kehidupan bangsa hadir hingga tahun 2030. SDGs yang membawa 5 prinsip mendasar  yang menyeimbangkan dimensi ekonomi , sosial, dan lingkungan, yaitu people (manusia), planet (bumi), prosperity (kemakmuran), peace (perdamaian), dan partnership (kerjasama) menaungi 17 tujuan dan 169 capaian yang telah ditentukan PBB.

Semua tujuan dan capaian SDGs ini saling berkaitan. Salah satu tujuan dari 17 tujuan tersebut adalah tanpa kemiskinan. Seperti yang kita tahu bahwa tanpa kemiskinan maka juga akan berdampak pada adanya langkah menghilangkan kelaparan, memperbaiki kualitas kesehatan, meningkatkan tingkat pendidikan, mengurangi ketimpangan dan lain sebagainya.

SDGs atau Sustainable Development Goals atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sebagai agenda pembangunan dunia dari 2016 hingga 2030 merupakan kelanjutan dan perluasan dari MGDs atau Millenium Development Goals telah dilakukan sejak 2001 hingga akhir 2015. 

Meskipun beberapa target MDGs dapat tercapai, namun banyak tujuan dan target lain dinilai masih belum tuntas. MDGs bertujuan mengurangi kemiskinan, tetapi gagal dalam memperhatikan dan mengatasi akar permasalahan dengan tidak secara khusus memperhatikan pentingnya mencapai tujuan perbaikan ekonomi. Hal ini diharapkan dari SDGs yang merupakan lanjutan dari progam MDGs untuk menuntaskan segala kemiskinan di dunia khususnya di Indonesia sendiri.

SDGs yang memuat 17 tujuan dan 169 capaian ini dinilai akan lebih efektif dan mendetail dalam mengurangi dan mengentaskan kemiskinan dunia khusunya Indonesia. Dengan melakukan suatu aksi yang berpatokan dengan 17 tujuan dan 169 capaian tersebut akan lebih mengontrol suatu negara untuk lebih bisa fokus dengan tujuan dan capaian serta mengontrol kesuksesan program tersebut. Hal ini memudahkan negara melakukan pengawasan serta controlling. Dengan demikian, suatu negara bisa mengevaluasi atau membenashi apa saja yang perlu ditambah atau dikurangi dalam suatu kebijakan tersebut demi memaksimalkan dalam usaha menuntaskan kemiskinan.

Sebuah solusi atau program program SDGs ini salah satunya adalah meningkatkan dan melakukan pengawasan terhadap program-program pembangunan  khusunya di pedesaan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan. Pemerintah memberikan dana desa yang selanjutnya akan diatur oleh desa itu sendiri. Karena menjadi tanggung jawab pemerintah desa nantinya program dana desa tersebut mampu dikelola dengan baik demi keefektifan dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan. Tentunya, Pemerintah setingkat di atasnya juga berperan dalam pengawasan penggunaan dana tersebut.

Selain diatur oleh pemerintah desa, semua masyarakat juga berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan khususnya para mahasiswa sebagai tombak perubahan. Seperti yang dilakukan oleh BEM FEB UNEJ yang melakukan perubahan memperbaiki kualitas perekonomian di Desa Pring Jember. 

Hal tersebut sebagai bukti nyata bahwa pengelolaan dana Pemerintah yang baik dapat memperbaiki tingkat kemiskinan yang ada. Mahasiswa diharapkan untuk berpikir secara kritis dan bertindak nyata terhadap permasalahan lingkungan sekitar. Hal ini juga membantu program untuk mengentaskan kemiskinan.

Keberhasilan pengelolaan dana secara tidak sengaja juga memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat di wilayahnya. Dengan adanya perbaikan tersebut maka kesempatan kerja pun menjadi terbuka dengan adanya peluang usaha maupun kebutuhan akan tenaga kerja dalam melaksanakan program pembangunan desa. 

Setelah semua hal tersebut terpenuhi, tidak mustahil jika kemiskinan dan ketimpangan di wilayah perdesaan akan semakin surut. Masyarakat dan mahasiswa secara tidak langsung juga turut membantu pemerintah dalam menyukseskan tujuan SDG's di Indonesia, dan bersama-sama masyarakat dunia menuju kehidupan dunia yang lebih baik dan sejahtera. 

(Hira Putri Sakanti//Kelompok 10//210810201129//Jatiroto, Lumajang)

Daftar Pustaka

Panuluh, Sekar dan Fitri, Riskia Meila.2016.Perkembangan Pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Diakses pada 12 Oktober 2021.

BPS.2021.Persentase Penduduk Miskin Maret Turun Menjadi 10,14 Persen. Diakses pada 12 Oktober 2021.

ICPH.2016.Sustainable Development Goals. Diakses pada 12 Oktober 2021.

Rizky Ulul Azmi Afrizal.2018.SDG's dan Upaya Penurunan Kemiskinan di Indonesia. Diakses pada 12 Oktober 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun