Mohon tunggu...
HiQudsStory
HiQudsStory Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer, Full time Blogger

Pemilik blog https://mlaqumlaqu.com. Akun instagram @hiquds, twitter @hi_quds

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wayang Sari Lakon yang Kini Disandang Mantan Penyanyi Cilik Era 70an

29 Agustus 2023   13:34 Diperbarui: 29 Agustus 2023   15:04 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sari Koeswoyo yang kini melakoni peran sebagai perupa,dokpri.

Sebagai manusia kita itu sudah mendapatkan perannya masing-masing, lakonnya masing-masing. Jadi sekarang Lakonmu Apa? Itu juga yang menjadi tema pameran tunggal lukisan Sari (Yok Koeswoyo) yang bernama lengkap Louisa Herning Hapsari, seorang perupa yang mantan penyanyi cilik era 70an. Walau tidak ingin dikenal dengan embel-embel nama sang ayah yang musisi, tapi bagaimanapun darah seni itu menurun pada diri Sari. Kalau dulu beliau menjadi penyanyi cilik, kini Sari yang sekarang menekuni dunianya di dunia seni rupa, seni lukis yang membawa halusinasinya menjadi sebuah karya seni.

Bertempat di Ruang Garasi yang beralamat di Jalan Gandaria IV, Jakarta Selatan yang merupakan kediaman dari Kana Budi Prakoso, seorang perupa yang menjadi teman diskusi beliau sekaligus sebagai guru, mentor dan juga adik, pergelaran lukisan tunggal Sari dengan tema "Lakonmu Apa?" digelar selama bulan Agustus 2023 ini. 

Kesempatan yang sayang dilewatkan datang dari KOTeKA trip 9 yang digagas ketuanya mbak Gana yang bermukim di Jerman dan pas banget sedang pulang kampung ke Indonesia menggelar lawatan ke pameran lukisan tunggal mbak Sari ini. Sabtu pagi yang cerah, dengan menggunakan transportasi TransJakarta saya berangkat menuju lokasi pameran yang kebetulan lokasinya dekat dengan halte Mayestik, halte terdekat dari lokasi Ruang Garasi, tempat pameran digelar. Mbak Sari dan mbak Gana yang sudah tiba di lokasi menyambut ramah pengunjung yang datang yang sebagian besar adalah member KOTeKA dan juga rekan beliau. 

Dengan Sari Koeswoyo sang mantan penyanyi cilik yang kini menjadi perupa, dok: Denik
Dengan Sari Koeswoyo sang mantan penyanyi cilik yang kini menjadi perupa, dok: Denik

Walau terbilang kecil, tapi pameran lukisan mbak Sari yang digelar tidak bisa dibilang kecil. Ada sarat makna yang menyeruak di dalam lukisan-lukisan yang dipamerkan. Terdapat 5 buah lukisan yang berukuran 120x140 dengan tema wayang terpampang di tembok Ruang Garasi dan beberapa lukisan kecil-kecil. Menariknya ke 5 lukisan kanvas ini banyak menggambarkan sosok perempuan, seperti di lukisan dengan tema "Mbok Mbik (Mbok Emban)" di mana terdapat 2 perempuan yang salah satunya berusia lanjut yang menjadi Mbok Emban sang gadis. 

Pada dasarnya semua ibu adalah perempuan, tapi tidak semua perempuan dapat menjadi ibu. Ibu bagi perempuan bisa saja menjadi ibu bagi anak-anaknya, ibu yang mengemban di masyarakat, ibu di tempat dia bekerja sebagai atasannya, dan peran ibu lainnya. Sosok Mbok Emban ini sangat penting apalagi di masa kerajaan dulu yang membantu Raja dan Ratu mengemban putra putri kerajaan.

lukisan Sari Koeswoyo,dokpri.
lukisan Sari Koeswoyo,dokpri.

Lukisan Mbok Mbik (Mbok Mban), dokpri.
Lukisan Mbok Mbik (Mbok Mban), dokpri.

Melihat lukisan sosok wayang perempuan dengan tangan-tangan yang menunjuk ke arahnya itu sempat membuat saya berpikir inikah sosok perempuan sekarang yang kerap katanya women support women tapi tidak jarang pula yang saling menjatuhkan sesama perempuan. "Bukan Wani Ditata", tema lukisan tersebut menyiratkan bahwa perempuan bukan sekedar sosok makhluk lemah yang gampang diatur-atur tapi juga seorang pribadi yang butuh aktualisasi diri. Bagi mbak Sari yang lebih menyukai penamaan perempuan ketimbang wanita karena perempuan itu sebagai empu, pengampu.

lukisan Bukan Wani Ditata, dokpri.
lukisan Bukan Wani Ditata, dokpri.

lukisan Portal Kehidupan, dokpri.
lukisan Portal Kehidupan, dokpri.

Lukisan "Portal Kehidupan" yang menceritakan bahwa manusia akhirnya harus melewati gerbang dan ada sesuatu yang harus dimasukkan ke dalamnya dengan banyak lambang-lambang salah satunya lambang ular. Ada juga "Wis Wayahe" yang kalau diartikan Sudah Waktunya, bermakna bahwa sesuatunya itu sudah ada waktunya, ada masanya yang digambarkan dengan wayang yang genderless yang bisa berarti itu perempuan tapi bisa juga itu laki-laki. 

Berikutnya yaitu lukisan dengan tema "Wahyu Temurun" yang dalam proses pembuatannya sempat mengalami perubahan dan beberapa kali dilabur atau dihapus. Lukisan ini menceritakan seorang ratu yang belum juga diberi keturunan, lalu sang raja melakukan tapa agar sang ratu diberi keturunan, yang pada akhirnya sang ratu melahirkan keturunan dengan kondisi bayi berkepala gajah (Ganesha). Dalam lukisan terebut juga terdapat Jatayu yang melindungi sang bayi di mana dalam lukisan tersebut sang bayi masih ditutupi identitasnya.

lukisan Wis Wayahe, dokpri.
lukisan Wis Wayahe, dokpri.

lukisan Wahyu Temurun, dopri.
lukisan Wahyu Temurun, dopri.

Dalam melukis mbak Sari tidak mengambil satu aliran saja atau satu pakem saja. Seperti dalam lukisan yang banyak menampilkan wayang ini, beliau terlihat suka-suka mengekspresikan kehaluannya. Walau banyak yang mengartikan dengan berbagai sudut pandang, beliau menerima itu semua sebagai apresiasi atas karyanya. 

Sebagai perupa, pelukis, tentu saja mbak Sari ingin karyanya juga dikenal luas melalui pameran-pameran tunggal, tapi beliau tidak ingin karyanya dikenal karena embel-embel nama sang ayah. Beliau ingin dikenal dengan Sari, si Wayang Sari dengan segala kehaluannya. Sukses untuk mbak Sari dan pamerannya, semakin terus semangat menghasilkan karya-karya original yang berkualitas dan mendunia.

diantara lukisan Sari Koeswoyo,dokpri.
diantara lukisan Sari Koeswoyo,dokpri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun