Mohon tunggu...
HIPOTESA
HIPOTESA Mohon Tunggu... Ilmuwan - Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA)

Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) Fakultas Ekonomi dan Manajeman (FEM) IPB Unversity

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Diversifikasi Pangan: Solusi Terwujudnya Kemandirian Pangan Berkelanjutan?

13 September 2019   14:30 Diperbarui: 13 September 2019   14:52 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Produksi dan Konsumsi Beras di Indonesia

Mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi beras, padahal terdapat 100 jenis makanan karbohidrat lain seperti kentang, singkong, sagu, ubi kayu, dan lain-lain. Berdasarkan data Badan Pusat Statitik (BPS) tahun 2019, tingkat konsumsi beras per kapita Indonesia menunjukkan angka yang sangat tinggi. Pada tahun 2017, konsumsi beras Indonesia sebesar 114,6 kg per kapita per tahun, jauh di atas konsumsi penduduk konsumen beras dunia yang rata-rata hanya 60 kg per kapita per tahun. Melihat data konsumsi beras tersebut, menunjukan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam persoalan diversifikasi pangan bila dibandingkan negara lain seperti Korea (40kg per kapita per tahun), Jepang (50 kg per kapita per tahun), Malaysia (80 kg per kapita per tahun), atau Thailand (70 kg per kapita per tahun).

Berdasarkan hasil survei penduduk antarsensus 2015, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan jumlah penduduk Indonesiapada 2018mencapai 265 juta jiwa atau meningkat  12.8 juta jiwa dibandingkan jumah penduduk tahun 2014 yang berjumah 252.2 juta jiwa. Jika dirata-rata, jumlah penduduk bertambah 3.2 juta jiwa atau tumbuh 1.27 persen pertahun.

Sementara itu untuk tahun 2019, Bappenas memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia mencapai 267 juta jiwa sedangkan untuk tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 318.9 juta jiwa. Artinya, kebutuhan pangan bagi penduduk terus mengalami peningkatan. Jika penduduk Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap beras yang tinggi, hal tersebut dapat memicu terjadinya krisis pangan.

Berbicara mengenai produksi beras, dengan mengacu pada angka konversi gabah ke beras yang digunakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan), makaproyeksi produksi dan konsumsi beras nasional tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras Nasional 2015-2019 (juta ton)

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sumber: Kementerian Pertanian (2015)

Jika merujuk pada data proyeksi Kementan tersebut, maka Indonesia masih mengalami surplus hingga 15 juta ton sampai tahun 2019 dalam hal produksi beras nasional. Namun yang perlu diingat, pertumbuhan penduduk dan berbagai risiko maupun ketidakpastiandapat terjadisewaktu-waktu yang tentunya akanberpengaruh terhadap tingkat konsumsi beras nasional. Oleh karena itu ketersediaan beras nasional harus dapat memastikan terpenuhinya kebutuhan beras nasional.

Tantangan Diversifikasi Pangan

Pemerintah sedang mengupayakan program diversifikasi pangan untuk mencapai swasembada pangan. Diversifikasi pangan yang sudah berhasil dilakukan pemerintah adalah diversifikasi produk pangan berbasis terigu. Diversifikasi pangan berbasis terigu tercermin dari berkembangnya industri mie dan rotiberbahan baku terigu.

Diversifikasi pangan memiliki berbagai tantangan, seperti ketersediaan bahan baku yang terbatas, harga kurang kompetitif dibanding beras, serta produkivitas pangan lokal umumnya masih rendah karena riset terkait varietas maupun teknologi kurang intensif. Tantangan lain ialah menghadapi tantangan perubahan pola pikir dan konsumsi masyarakat yang masih bergantung pada beras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun