Setelah satu bulan kita tidak berjumpa, sekarang kita diperjumpakan kembali. Selamat datang kembali para pembaca setia Kompasiana dan para pembaca artikel saya. Sekarang saatnya saya akan kembali membahas seputar lingkup Biologi. Topik saya kali ini adalah mengenai Hemofilia. Langsung saja kita kupas tuntas mengenai topik ini.
Pertama, mari kita membahas terlebih dahulu mengenai sistem sirkulasi. Dalam tubuh kita terjadi proses pengangkutan dan pengedaran sisa metabolisme, hormon, zat makanan, enzim, oksigen, dan karbondioksida. Semua proses ini dilakukan oleh suatu sistem yang dinamakan sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi mencangkup sistem peredaran darah dan sistem limfa. Sistem peredaran darah manusia dibedakan menjadi tertutup (darah mengalir dalam pembuluh darah) dan ganda (Dalam sekali peredaran, darah 2 kali melewati jantung).Â
Fungsi dari sistem peredaran darah adalah untuk transportasi (makanan, garam mineral, gas, hormon, enzim, dan zat lain); menjaga suhu tubuh; perlindugan; dan penyangga. Darah dapat dibedakan menjadi 3 komponen yaitu plasma darah, sel darah, dan platelet. Plasma darah terdiri atas air, protein, dan nutrisi. Sel darah terdiri atas eritrosit dan leukosit. Masing-masing komponen penyusun ini tentunya memiliki fungsinya masing-masing.
Sekarang saya akan membahas mengenai mekanisme pembekuan darah. Pada saat kita luka dan terjadi pendarahan, maka terjadi suatu sistem pembekuan darah. Trombosit akan pecah membentuk trombokinase. Lalu, trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan Ca2+ dan vitamin K. Trombin ini nantinya akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang akan menutup luka kita. Proses pembekuan darah ini sangatlah penting dalam topik yang saya angkat kali ini yaitu mengenai hemofilia.
Okay, setelah membahas singkat mengenai sistem sirkulasi, darah, dan mekanisme pembekuan darah, sekarang saya akan menyampaikan mengenai penyakit hemofilia dan metode terapi hemofilia dalam pengobatannya.
Pada dasarnya terdapat 3 tipe penyakit hemofilia yaitu hemofilia A, hemolia B, dan hemofilia C. Tapi, seringkali hemofilia tipe C kurang diperhatikan karena sifatnya yang ringan. Penyebab dari penyakit ini sendiri berhubungan dengan kerusakan kromosom x yang mengakibatkan gagal diproduksinya faktor VIII, IX, dan XI. Kekurangan faktor-faktor inilah yang akan mengakibatkan masalah pembekuan darah. Adapiun informasi yang lebih spesifik tentang 3 tipe hemofilia ini adalah:
Hemofilia A:
Ini adalah jenis hemofilia yang paling banyak diderita dengan perbandingan 1:10.000 orang. Disebabkan oleh kekurangan faktor VIII. Faktor VIII sendiri adalah protein pembekuan darah yang penting. Faktor VIII juga bertindak sebagai kofaktor dari faktor IX yang dapat mengaktifasi faktor X. Faktor X inilah yang nantinya dapat memicu pembentukan trombin yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Hemofilia B:
Hemofilia jenis ini lebih jarang ditemukan kasusnya dengan perbandingan 1:50.000. Namun, hemofilia B lebih berbahaya daripada hemofilia tipe lain. Disebabkan oleh kekurangan faktor IX.
Hemofilia C:
Hemofilia jenis ini bisa dibilang paling ringan. Disebabkan oleh kekurangan faktor XI.
- Jika seorang laki-laki pengidap hemofilia menikah dengan seorang wanita normal, maka kemungkinan besar anak perempuannya adalah seorang pembawa sifat hemofilia "carrier" jika anak itu mewarisi kromosom X hemofilia ayahnya.
- Jika seorang wanita pembawa hemofilia menikah dengan seorang laki-laki normal, maka 50% anak perempuannya adalah seorang carrier dan 50% anak laki-lakinya akan mengidap hemofilia.
Tapi masih ada kemungkinan 30% bahwa pengidap hemofilia lahir dari keluarga tanpa riwayat penyakit hemofilia.
Meskipun begitu, saya tidak setuju apabila dikatakan pengobatan penyakit hemofilia khususnya penerapan terapi untuk pasien hemofilia dikatakan sia-sia. Karena zaman sudah berkembang dan seiring berjalannya waktu, Â kini telah diciptakan metode-metode terbaru untuk mengobati penyakit hemofilia. Memang, penyakit hemofilia ini tidak bisa dikatakan bisa disembuhkan secara total, tetapi setidaknya tingkat bahaya dari penyakit ini bisa untuk diturunkan. Jadi, penderita hemofilia berat, bisa diturunkan ke tingkatan ringan. Sudah ada beberapa alternatif dalam upaya pengobatan hemofilia, antara lain:
2. Pemberian obat antifibrinolitik untuk memicu pembekuan darah agar lebih kuat.
3. Terapi penggantian faktor. Terapi ini dilakukan dengan menyuntikkan faktor pembekuan darah yang hilang melalui vena. Suntikan ini nantinya akan membuat faktor pembekuan darah yang hilang kembali tersedia dalam aliran darah dan bisa menjalankan fungsinya dalam proses pembekuan darah.Â
Protein faktor yang tersedia saat ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu melalui konsentrat faktor dari darah manusia dan konsentrat faktor rekombinan. Faktor konsentrat dari darah manusia dibuat dari plasma darah yang telah disaring dengan hati. Mekanisme dari faktor konsentrat ini adalah sumbangan plasma dikumpulkan bersama di pabrik farmasi. Kemudian plasma dipisahkan menjadi produk yang berbeda. Ini disebut fraksinasi. Produk utama adalah:
- albumin (untuk mengobati luka bakar)
- immune globulin (untuk mengobati masalah sistem kekebalan tubuh)
- faktor VIII (untuk mengobati hemofilia A)
- faktor IX (untuk mengobati hemofilia B).
Konsentrat faktor rekombinan dihasilkan dari penggabungan 2 gen faktor, salah satu contohnya menggunakan sel hamster. Tetapi, produk faktor ini tetap distabilkan menggunakan albumin manusia. Konsentrat faktor rekombinan VIII dan IX tidak dibuat dari plasma manusia. Mereka dibuat seperti ini:
- Gen faktor VIII (atau IX) manusia diisolasi melalui rekayasa genetika. Gen berisi kode yang memiliki petunjuk untuk sel tentang bagaimana membuat faktor VIII manusia (atau IX).
- Gen tersebut dimasukkan ke dalam sel non-manusia, seperti sel ginjal hamster bayi atau sel telur hamster China.
- Sel-sel ini tumbuh dalam kultur sel. Mereka menghasilkan faktor VIII (atau IX).
- Faktor VIII (atau IX) dipisahkan dari kultur sel dan dimurnikan.
- Sukrosa kemudian ditambahkan untuk menstabilkan faktor akhir produk VIII (atau IX).
Pemberian faktor konsentrat ini dapat dibedakan menjadi 2 metode yaitu profilaksis dan terapi on demand. Penerapan dari metode profilaksis adalah beberapa kali dalam seminggu secara rutin. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kadar faktor VIII dan IX dalam tubuh. Sedangkan penerapan metode terapi on demand baru dilakukan saat terjadi pendarahan agar darah cepat dihentikan.
Dengan demikian, penggunaan terapi penggantian faktorpun terbukti membawa banyak keuntungan daripada kerugiannya. Jadi sangat salah apabila dikatakan terapi untuk penderita hemofilia adalah sesuatu yang sia-sia. Keuntungan dari penerapan terapi penggantian faktor antara lain:
- Mereka sangat terkonsentrasi. Ini berarti bahwa sejumlah kecil faktor VIII dan IX sudah dapat mengendalikan aktifitas pendarahan. Bahkan mereka juga dapat diaplikasikan saat ada suatu operasi besar bagi penderita hemofilia. Dengan demikian, mereka sangat efektif.
- Mereka mudah untuk disimpan. Konsentrat dapat disimpan di kulkas rumah sampai satu tahun atau disimpan pada suhu kamar selama 3 sampai 12 bulan.
- Mereka mudah untuk dicampur. Sejumlah kecil air steril, sekitar 5 sampai 10 mililiter, dicampur dengan konsentrat bubuk. Beberapa detik sampai satu menit kemudian telah siap untuk diinfuskan.
- Mereka cepat untuk ditransfusikan. Dari awal sampai akhir, infus memakan waktu tidak lebih dari 15 sampai 20 menit.
- Mereka sangat aman. Tidak ada konsentrat faktor VIII atau IX, apakah berasal plasma atau rekombinan, yang digunakan di Kanada sejak tahun 1988 pernah menularkan HIV atau hepatitis. Khususnya untuk faktor konsentrat yang diambil dari plasma darah kita, pasti akan sangat aman karena berasal dari diri kita sendiri.
4. Terapi gen. Mekanisme dari terapi ini sendiri ialah mengirimkan salinan DNA fungsional yang umumnya menggunakan perantara virus untuk langsung menuju ke hati, tempat dimana faktor IX sendiri diproduksi. Dari tahun ke tahun, sudah terjadi perkembangan dalam terapi gen ini. Dan progres yang terjadipun bisa dikatakan baik dan berkembang. Dimulai dari tahun 1989 ketika High, seorang profesor, membantu membuat faktor IX untuk anjing.Â
Dalam satu dekade terapi gen ini dapat  menyembuhkan anjing-lebih dari 100 ekor anjing. Tetapi pengaplikasiannya kepada manusia mengalami kendala pada saat akan diujicobakan pada manusia tahun 2006 oleh High. Karena tubuh manusia menunjukkan respon asing terhadap terapi ini akibat adanya antibodi yang diproduksi.  Pada tahun 2010, periset di University College London dan Rumah Sakit St. Jude di Memphis, yang dipimpin oleh Tuddenham, telah belajar dari kegagalan High.Â
Mereka mulai menggunakan dosis obat penekan kekebalan yang tepat waktu dalam mengelola efeknya. Tapi pengobatannya tidak cukup kuat, meski pada dosis tinggi. Hasilnya, lima pasien mendapat peningkatan 5 persen aktifitas faktor IX. Hingga akhirnya pada tahun 2016, ada sebuah kemajuan penting yang dilakukan oleh perusahaan Spark Therapeutics. Mereka melakukan percobaan terhadap 4 orang. Percobaan ini adalah berupa penerapan virus yang dikemas dalam versi gen yang benar untuk kode faktor IX.Â
Hal ini dimulai dari dijumpainya sebuah kasus aneh. Seorang pemuda sehat muncul dengan gumpalan darah serius di kakinya. Setelah ditelusuri, ia ternyata memiliki varian faktor IX yang bersifat hiperaktif, menyebabkan 776 persen pembekuan normal. Hal ini bisa dikatakan buruk/ berbahaya bagi pemuda itu.Â
Kasus ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan Spark. Â Spark bisa memasukkan gen ke dalamnya. Setelah diinfuskan ke pasien, mereka akan langsung bergegas ke sel hati dan menyimpan DNA baru tersebut. Dan hasil dari percobaan inipun sangatlah luar biasa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil aktivitas faktor IX keempat orang tersebut telah mencapai sekitar 30 persen rata-rata. Tentu ini adalah sebuah lonjakan yang cukup besar dalam pengobatan hemofilia.
Setelah kita mengetahui pengobatan dan manfaatnya bagi penderita hemofilia, sekarang saya akan memberikan kesimpulan. Penyakit hemofilia(darah sukar membeku) adalah salah satu penyakit berbahaya yang ada saat ini. Tetapi, "Apakah terapi bagi pengidap hemofilia adalah sesuatu yang sia-sia?"Â Menurut saya, jawabannya tidak.Â
Karena setelah melihat sejarah pengobatan dan terapi hemofilia, lalu berkaca kepada kenyataan perkembangan pengobatan hemofilia sampai sekarang ini, sangat bisa dikatakan bahwa perkembangan yang terjadi sudahlah sangat baik. Meskipun begitu, tetap harus ditegaskan bahwa untuk saat ini, belum ada terapi ataupun pengobatan yang dapat menyembuhkan total penyakit hemofilia.Â
Dan mungkin, untuk menyembuhkan total penyakit hemofilia akan sangatlah susah, mengingat keterkaitannya dengan penyakit kromosom dan bawaan. Namun tetap saja, perkembangan metode terapi yang sudah terlaksana selama 3 dekade seperti yang sudah dijelaskan, sangat susah apabila dikatakan sia-sia. Karena peningkatan aktifitas faktor IX yang menyapai angka 30% bisa dikatakan sudah cukup tinggi dan berkembang. Jadi saya tidak setuju bahwa terapi untuk pengidap penyakit hemofilia adalah sesuatu yang sia-sia.
Setelah memberikan kesimpulan, tandanya sekarang adalah saatnya untuk kita kembali berpisah. Sebelum itu saya akan memberikan sedikit petikan kata-kata mutiara,
"Just because something doesn't do, what you planned it to do, doesn't mean it's useless."
-Thomas Alva Edison
 Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada para pembaca setia Kompasiana yang telah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya ini. Nantikan artikel-artikel saya berikutnya! Kritik dan saran anda sangat saya butuhkan. Terimakasih!
Sumber:
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://www.technologyreview.com/s/601651/gene-therapy-is-curing-hemophilia/
https://en.wikipedia.org/wiki/Factor_VIII
https://mediskus.com/penyakit/hemofilia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H