Mohon tunggu...
Matrimony Lesmana
Matrimony Lesmana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Sosiologi Budaya

dengan ikhlas dan senang hati menyerukan bahwa perbedaan sosial budaya sama sekali bukan alasan pemisahan masyarakat;

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Imlek di San Francisco, Tradisi Merayakan Perbedaan Tanpa Membeda-bedakan

28 Januari 2020   08:30 Diperbarui: 28 Januari 2020   20:23 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, sama seperti di belahan dunia lain Perayaan Imlek tetap sering dimulai dengan kumpul bersama keluarga, lalu di kota ini disesuaikan prakteknya. Kalau menurut tradisi, kumpul bersama keluarga biasanya terpusat di rumah orangtua. 

Kini tradisi ini sudah banyak dilakukan di rumah makan, seperti  rumah makan dim sum, untuk menghemat tempat, waktu dan tenaga. Namun inti dari tradisi tetap terpenuhi, yaitu keluarga berkumpul bersama.

Sebagai catatan penting di sini, bahwa dalam Perayaan Imlek ada banyak lagi ragam penyesuaian di dalam keluarga, jadi contoh di atas adalah satu dari sekian banyak penyesuaian.

Di luar budaya, Perayaan Imlek juga mempunyai motif sosial. Maksudnya di sini bukan sifat kedermawanan yang kebanyakan dipersepsikan miring. Seperti 'bagi-bagi angpao' yang dianggap sebagai kewajiban 'orang berada' untuk berbagi dengan mereka yang 'tidak punya'. Eksesnya orang sering menganggap, bahwa komunikasi antara pemberi dan penerima berlangsung hanya bila ada kepentingan ekonomi.

Motif sosial yang dimaksud di atas berdasar pada azas: menunjukan ide (budaya) sendiri agar dapat dimengerti oleh orang lain, dan (setelahnya) agar dapat paham bagaimana mengerti ide (budaya) orang lain di lingkungannya (lihat: Nassehi - Soziologie, Zehn Einfuehrende Vorlesungen, 2011. Hal: 149f ).

Di San Francisco motif sosial ini dapat dilihat jelas pada saat Parade Tahun Baru Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 8 Pebruari. Pesertanya sebagian besar adalah seluruh orang Amerika. 

Maksudnya, mereka yang secara budaya dan tradisi tidak merayakan Imlekpun turun ke jalan-jalan pusat kota. Tidak terlihat kecanggungan di antara para peserta parade, walaupun sebagian tidak memiliki latarbelakang budaya yang sama. Semua turut bergabung gembira merayakan bersama satu perbedaan budaya dengan tidak membeda-bedakan siapa yang berhak merayakannya.

(sumber: dokumentasi pribadi)
(sumber: dokumentasi pribadi)

Tentu saja tidak bisa orang membandingkan antara Indonesia dengan Amerika Serikat satu banding satu, baik struktur ataupun karakter masyarakatnya. Tapi juga sayang untuk dilewatkan begitu saja, bagaimana Perayaan Imlek membumi di San Francisco, menjadi satu bagian tak terpisahkan dalam khazanah budaya masyarakat di sana.

Pendeknya, bahwa di satu sisi satu kelompok bersama perbedaan budayanya berhasil menunjukan, bahwa mereka dengan perbedaannya dapat hidup bersama-sama di tengah-tengah perbedaan lain di dalam satu masyarakat. 

Di sisi lainnya, dengan menjadikan satu perbedaan sosial budaya sebagai bagian dari keseluruhan, maka dalam hal ini masyarakatnya dapat dikatakan berhasil dalam bermasyarakat dan sekaligus berbudaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun