Contoh kasus yang ada di Amerika Serikat, negara yang telah menerapkan program makan siang gratis sejak lama, yaitu kualitas makanan yang diterima murid-murid semakin menurun. Sekolah-sekolah di Amerika Serikat awalnya menyediakan menu makan siang gratis berupa scratch cooking. Scratch cooking adalah makanan-makanan segar yang langsung dimasak di sekolah. Seiring meningkatnya murid-murid yang menerima makan siang gratis, kualitas menu makanan menurun hingga yang disediakan adalah makanan olahan seperti kentang goreng sebagai pengganti sayuran agar anggaran tidak meroket. Hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak vendor, tetapi juga pemerintah dengan mengubah status makanan tertentu yang berbahan dasar sayur menjadi sayuran.Â
Peristiwa ini membahayakan kesehatan murid-murid di sekolah karena konsumsi makanan olahan secara konstan dapat meningkatkan berbagai resiko penyakit. Berbagai penyakit berawal dari pola makan dan gizi yang tidak seimbang yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas. Pada grafik 5, terlihat peningkatan penderita obesitas yang signifikan pada remaja umur 12-19 tahun di Amerika Serikat.Â
Jika nantinya program makan siang gratis akan dilaksanakan di Indonesia, maka Indonesia memerlukan sebuah badan pengawas yang bertugas mengawasi secara ketat keuangan dan kualitas pengadaan makanan yang diberikan. Tujuan program makan siang gratis di Indonesia adalah untuk mengurangi angka kurang gizi dan stunting. Jika dalam praktiknya tidak terawasi dengan baik, maka anggaran yang disiapkan sebesar Rp500 triliun yang didapatkan dari berbagai pemotongan subsidi, salah satunya subsidi BBM, akan membuka peluang praktik kecurangan bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kesimpulan
Program makan siang gratis dengan anggaran sebesar Rp450 triliun bertujuan menurunkan tingkat gizi buruk dan stunting pada anak-anak menuai pro kontra terkait dari anggaran yang rencananya akan diambil dari regulasi ulang subsidi BBM. Subsidi BBM dinilai menyebabkan anggaran belanja pemerintah menjadi boros dan memiliki dampak negatif pada kesehatan lingkungan. Seperti apa yang telah dilakukan Filipina pada tahun 1990 dalam regulasi ulang energi, pasar bahan bakar terbuka memiliki dampak yang positif untuk efisiensi dengan penentuan harga yang dilakukan oleh pasar bersamaan dengan intervensi pemerintah. Namun, regulasi ulang subsidi BBM akan berdampak negatif terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah karena kondisi sosial ekonomi Indonesia yang sangat bergantung kepada bahan bakar fosil. Selain itu, program makan siang gratis masih memerlukan kejelasan dalam prosedur dan sistem pelaksanaannya karena program yang bernilai lebih dari pembangunan IKN ini memiliki berbagai potensi untuk menjadi ladang keuntungan beberapa pihak saja. Amerika Serikat yang telah lama menerapkan program serupa melaporkan potensi masalah yang bermunculan seperti meningkatnya obesitas akibat anggaran yang tidak mencukupi serta berkurangnya kualitas kesehatan pelajar secara menyeluruh. Berbagai resiko dan urgensi yang muncul adalah tanda bahwa pengawasan finansial dan kualitas makanan memainkan peran penting untuk mencapai tujuan awal program kerja ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arzaghi, Mohammad & Squalli, Jay. "The environmental impact of fossil fuel subsidy policies". Energy Economics. Â Vol. 126. (2023).
Badan Pusat Statistik. "Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2021". Â Profil Migran. (2022)
CIOCOIU, Carmen Nadia. "Integrating Digital Economy and Green Economy: Opportunities For Sustainable Development". Theoretical and Empirical Researches in Urban Management. Â Vol. 6. No. 1 (2011). Hlm. 33-43
Fryar, Cheryl D., Carroll, Margaret D., & Ogden, Cynthia L. "Prevalence of Overweight and Obesity Among Children and Adolescents: United States, 1963--1965 Through 2011--2012 ". Division of Health and Nutrition Examination Surveys, NCHS. (2014)