Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Utang Publik dan Pertumbuhan Ekonomi: Kasus Negara-negara Emerging Market

20 Maret 2020   21:09 Diperbarui: 21 Maret 2020   16:34 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data yang digunakan mencakup 24 negara yang termasuk dalam emerging market index yang diklasifikasikan oleh Morgan Stanley Capital International. Sebagai salah satu komponen sustainability gap, kajian ini akan menguji hubungan utang, secara spesifik, utang publik terhadap pertumbuhan ekonomi emerging markets.

Kajian Literatur
Stiglitz (2000) mengemukakan perbedaan pandangan di antara para ekonom mengenai dampak defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa ekonom berpendapat bahwa defisit anggaran yang meningkat dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di jangka panjang melalui peningkatan suku bunga.

Peningkatan pinjaman pemerintah untuk mendanai defisit anggaran meningkatkan permintaan dalam pasar dana pinjaman sehingga suku bunga meningkat. Peningkatan suku bunga menurunkan investasi sehingga dalam jangka panjang pertambahan jumlah stok modal yang dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi suatu perekonomian melambat.

Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, beberapa ekonom mengemukakan bahwa investasi yang dilakukan oleh pemerintah mendukung peningkatan investasi sektor privat. Sebagai contoh, peningkatan anggaran pemerintah untuk pendidikan dan pembangunan infrastruktur meningkatkan produktivitas sektor privat sehingga investasi sektor privat meningkat pada setiap tingkat suku bunga. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat melambat jika defisit anggaran dikurangi melalui pengurangan belanja pemerintah.

Churchman (2001) memaparkan pandangan David Ricardo yang menyatakan bahwa kausalitas antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi terjadi melalui pengaruh utang publik terhadap akumulasi modal.

Produktivitas belanja pemerintah yang rendah dan potensi pemborosan yang tinggi, efek wealth illusion yang menyebabkan investasi menurun saat pemerintah menurunkan utang publik, serta penghindaran beban pajak yang tinggi di masa depan melalui pemindahan modal membuat utang publik memiliki hubungan negatif dengan stok modal yang diakumulasi oleh suatu perekonomian.

Oleh karena stok modal berperan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang, maka terdapat hubungan negatif antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi.

Greiner dan Fincke (2015) menganalisis pengaruh utang publik terhadap pertumbuhan ekonomi melalui model pertumbuhan ekonomi endogen. Mereka mengemukakan bahwa dengan asumsi bahwa belanja pemerintah tidak meningkatkan produktivitas suatu perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka panjang terjadi pada perekonomian yang menerapkan anggaran berimbang atau defisit dengan pertumbuhan utang publik yang lebih rendah daripada variabel-variabel lain seperti kebijakan moneter, rigiditas upah, dan pengangguran.

Selain itu, reaksi surplus primer terhadap utang publik harus cukup tinggi agar perekonomian yang menerapkan anggaran defisit permanen dapat mencapai kestabilan ekonomi. Di sisi lain, defisit anggaran yang diarahkan pada pembelanjaan pemerintah yang produktif dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran, meskipun rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto mengalami peningkatan.

Terdapat beberapa literatur lainnya yang mengkaji hubungan antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi secara empiris. Gomez-Puig dan Sosvilla-Rivero (2017) mengkaji hubungan empiris antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi pada sebelas negara di Eropa dengan rentang waktu tahun 1961 sampai tahun 2013.

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan mengestimasi fungsi produksi Cobb-Douglas menggunakan pendekatan pengujian Autoregressive Distributed Lag (ADRL), didapati bahwa dalam jangka panjang terdapat hubungan negatif antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun