Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Eksistensi Kurva Kuznet Sosial dalam Hubungan Labour Standards dengan Inequality: Mangkir atau Hadir?

1 Mei 2019   16:17 Diperbarui: 1 Mei 2019   19:45 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama-tama, sehubungan dengan region yang telah dipilih terkait data, variabel dummy Sub-Saharan Africa dan Latin America tidak menampilkan hasil. Selanjutnya, ditemukan beberapa masalah dalam model, yakni cross-sectional dependence. Masalah tersebut dapat ditangani dengan "SCC" milik Driscoll dan Kraay dengan mengoreksi standard error dalam model (Millo, 2017; Hoechle, 2007). Selain cross-sectional dependence, ditemukan bahwa  variabel Trade Openness memiliki hubungan yang bersifat tidak linier sehingga pengaplikasian logaritma pada data dapat memutarbalikkan fakta tersebut. 

Dari hasil regresi, dapat diinterpretasi bahwa kurva Kuznet Sosial tidak terdapat dalam hubungan labour standards dengan inequality. Konklusi tersebut diperoleh melalui p-value variabel Labour Standards Squared dengan koefisien sebesar -0,0003 yang bahkan tidak signifikan pada tingkat alpha 10%. Namun, hal ini tidak terlepas dari hipotesis awal yang menyatakan bahwa labour standards itu sendiri memengaruhi inequality secara negatif. Artinya, peningkatan/penurunan aplikasi labour standards (ditunjukkan dengan penurunan/kenaikan slavery index) memengaruhi penurunan/peningkatan inequality meskipun hubungannya tidak bersifat kuadratik.

Hasil regresi dari model kami menunjukkan R-squared yang bernilai mendekati nol maka variasi variabel independen di dalam model hanya mampu menjelaskan sedikit dari variasi variabel dependen. Seharusnya, proses regresi dapat dilakukan dengan menambahkan indikator-indikator lain yang dapat merepresentasikan gini coefficient. Selain itu, kelengkapan data variabel dalam model Bazillier di Asia juga masih rendah sehingga dibutuhkan perbanyakan data untuk hasil yang lebih akurat dalam penelitian ini.

Mangkir atau Hadir?

Dengan posisinya sebagai salah satu komponen penjelas kualitas lingkungan kerja tenaga kerja, labour standards memiliki hubungan yang cukup erat dengan inequality. Akan tetapi, hubungan keduanya, khususnya di negara-negara Asia, perlu dipertanyakan. Pada ketiga puluh negara Asia yang sudah diteliti, ditemukan cukup bukti untuk mengonfirmasi pemahaman tersebut: hubungan antara keduanya hadir (secara negatif), tetapi tidak dapat diekspresikan melalui hubungan kuadratik dengan kata lain kurva Kuznet Sosial absen. Secara spesifik, hubungan labour standards dengan inequality tercermin dalam peningkatan/penurunan 1 unit labour standards (yang didefinisikan dengan pengurangan/penambahan 100.000 pekerja paksa) yang menurunkan/meningkatkan inequality (gini coefficient) sebesar 0,203 unit. 

Kurva Kuznet Sosial yang tidak terdapat pada tiga puluh negara menimbulkan pertanyaan. Hasil studi paper acuan membuktikan bahwa kurva Kuznet sosial  muncul, tetapi bukti yang diperoleh dari hasil regresi kami tidak cukup untuk mengonfirmasi keberadaannya. Kekosongan kurva Kuznet Sosial pada tiga puluh negara yang kami teliti dapat disebabkan oleh berbagai kelemahan dalam penelitian, salah satunya adalah kurangnya studi empiris  sebagai pembanding terkait hubungan labour standards dengan inequality serta ketersediaan data yang minim.

Oleh karena itu, kami menyarankan keberlanjutan penelitian kurva Kuznet Sosial dalam hubungan labour standards dan inequality dengan melaksanakan observasi yang lebih luas guna pencapaian hasil regresi yang lebih valid. Namun, fakta mengenai hubungan negatif tanpa adanya kurva Kuznet Sosial antara labour standards dengan inequality setidaknya dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketimpangan, tentu dengan meningkatkan labour standards dalam dunia kerja, khususnya Asia. 

Untuk kritik dan saran: himiespa.dp@gmail.com 

Daftar Pustaka

Baten, J., & Hippe, R. (2017). Geography, land inequality and regional numeracy in Europe in historical perspective. Journal of Economic Growth,23(1), 79-109. doi:10.1007/s10887-017-9151-1

Bazillier, R. (2008). Core Labor Standards and Development: Impact on Long-Term Income. World Development,36(1), 17-38. doi:10.1016/j.worlddev.2007.02.010

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun