Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Kreatif, Pilar Ekonomi Masa Depan

30 April 2018   10:27 Diperbarui: 17 Juli 2018   07:48 3411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2011-2016, pekerja ekonomi kreatif di Indonesia didominasi oleh kelompok umur 25-34 tahun, diikuti oleh kelompok umur 35-44 tahun, serta kelompuk umur 15-24 tahun. Sementara itu, kelompok umur yang paling sedikit adalah > 65 tahun. Proses produksi ekonomi kreatif sebagian besar berbasis pada sumber daya manusia, yaitu berupa ide, inovasi, dan kreativitas sehingga pemuda merupakan kelompok umur yang paling ideal untuk menjalankan ekonomi tersebut. Sedangkan dilihat dari sisi tingkat pendidikan tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia, pada tahun 2015, 57,20% pekerja ekonomi kreatif berpendidikan SMA sederajat, 36,10% berpendidikan SMP ke bawah dan 6,70% berpendidikan diploma keatas. Padahal, ekonomi kreatif seharusnya membutuhkan kontribusi pekerja berpendidikan diploma keatas lebih banyak, agar dapat berdaya saing tinggi (Badan Ekonomi Kreatif, 2016).

Di lain sisi, ditinjau dari usaha ekonomi kreatif, sebagian besar unit usaha yang ada di Indonesia pada tahun 2016 tidak berbadan usaha, yaitu sebanyak 98,81%. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar usaha ekonomi kreatif di Indonesia masih berbentuk industri rumahan (home industry) yang bergerak secara informal dan tradisional (Badan Ekonomi Kreatif, 2016). Usaha ekonomi kreatif harus berbadan usaha karena seringkali hal tersebut menjadi syarat untuk memperoleh pinjaman modal kerja. Selain itu, dengan memiliki status badan hukum, industri kreatif akan lebih teratur dalam menjalankan usahanya, membayar pajak, serta target usahanya jadi lebih terukur. Sayangnya, rendahnya usaha ekonomi kreatif yang berbadan usaha dikarenakan kurangnya pemahaman akan manfaat dari hal tersebut.

Anggaran pemerintah untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif di Indonesia pada tahun 2015 sejumlah Rp1 triliun. Kemudian pada tahun 2016, pemerintah menaikkan anggaran menjadi Rp1,02 triliun. Sayangnya, pada tahun 2017, anggaran tersebut mengalami penurunan menjadi Rp906,4 miliar dan pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan menjadi 746,15 miliar (Badan Ekonomi Kreatif, 2016). Meskipun begitu, dibandingkan dengan negara lainnya, kontribusi ekonomi kreatif Indonesia terhadap PDB adalah sebesar 7,44% lebih tinggi dibanding Rusia sebesar 6,05%, Singapura sebesar 5,7%, Filipina sebesar 4,92% serta Kanada sebesar 4,5%. Namun, kontribusi ekonomi kreatif Indonesia terhadap PDB lebih rendah dibandingkan Amerika sebesar 11,12% dan Korea Selatan sebesar 8.67% (KataData, 2016).

Ekonomi kreatif di Amerika Serikat (AS) sendiri merupakan ekonomi kreatif yang maju dengan memberikan kontribusi sebesar 11,12% terhadap PDB negara tersebut pada tahun 2016. Pada tahun 2014, nilai produksi ekonomi kreatif di AS sebesar Rp9,029 kuadraliun yang merupakan 4,2% dari total PDB. Dari nilai produksi tersebut, yang memberikan kontribusi terbesar merupakan sektor seni dan budaya dengan nominal sebesar Rp5,627 kuadraliun. Sedangkan, pertumbuhan paling cepat ialah dari sektor media informasi dengan kenaikan sebesar 12,6% sejak tahun 2011 hingga 2014 (Arts.gov, 2017).

Dari pemaparan pembahasan mengenai kondisi umum ekonomi kreatif di Indonesia, terdapat lima masalah utama terhadap sektor ekonomi kreatif yang ada di Indonesia. Pertama, ialah jumlah usaha yang tidak merata antar daerah. Kedua, daya serap tenaga kerja yang rendah per unit usahanya. Ketiga, sebagian besar usaha ekonomi kreatif tidak berbentuk berbadan usaha. Keempat, sebagian besar tenaga kerja kreatif berpendidikan SMA sederajat bahkan SMP ke bawah. Kelima, lebih dari setengah jumlah ekspor ekonomi kreatif Indonesia baru terpaku di lima negara saja, yakni Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Singapura, dan Swiss.

Salah satu langkah yang telah diambil pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif antara lain adalah menyediakan anggaran sebesar Rp66 miliar untuk tiga bantuan paket yakni fasilitas revitalisasi infrastruktur fisik ruang kreatif, fasilitas sarana ruang kreatif, dan fasilitas teknologi dan komunikasi. Selain itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga berupaya menggerakkan ekonomi nasional melalui industri kuliner Indonesia dengan menyelenggarakan Food Startup Indonesia (FSI) 2018.    

Adapun, solusi yang kami tawarkan adalah dengan pembangunan sarana dan prasarana di luar Jawa sehingga ekonomi kreatif tidak hanya terpusat di pulau Jawa saja. Diperlukan pula pemahaman mengenai manajemen usaha agar pelaku ekonomi kreatif mampu mengelola bisnisnya dengan baik dan mampu melakukan efisiensi-efisiensi dalam berbisnis. Selain itu, diperlukan sosialisasi terhadap mahasiswa, supaya setelah lulus dari bangku perkuliahan, mahasiswa tidak hanya terpusat untuk bekerja di sektor perkantoran, namun juga menjadi wirausaha yang khusunya bergerak dalam sektor-sektor pada ekonomi kreatif. Terakhir, pemerintah sebaiknya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai produk lokal. Dengan itu, maka kualitas terhadap produk lokal harus ditingkatkan juga.

Akhir kata, ekonomi kreatif merupakan suatu konsep ekonomi yang penting karena berlandaskan kreativitas dan memiliki cadangan sumber daya ekonomi terbarukan sehingga apabila ditingkatkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Karena itu, permasalahan dan tantangan yang ada harus dibenahi dengan tepat oleh pemerintah Indonesia, serta adanya kerja sama antara pemerintah, para pengusaha ekonomi kreatif, hingga masyarakat Indonesia sendiri agar nantinya ekonomi kreatif dapat menjadi pilar ekonomi di masa depan.

Untuk kritik dan saran: himiespa.dp@gmail.com

Referensi:

Ant. 2018. Target PDB Ekonomi Kreatif Naik Jadi Rp1.000 Triliun. Retrieved from: https://economy.okezone.com/read/2018/02/26/320/1864879/target-pdb-ekonomi-kreatif-naik-jadi-rp1-000-triliun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun