Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wanita dalam Pembangunan Nasional: Masalah dan Solusi

16 Maret 2018   10:11 Diperbarui: 17 Juli 2018   07:18 3301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Anggita Utomo, Ilmu Ekonomi 2017, Staf Departemen Kajian dan Penelitian HIMIESPA 2018

Indonesia merupakan negara dengan penduduk pria relatif lebih banyak ketimbang penduduk wanita. Di Indonesia sendiri masih terjadi ketimpangan gender yang dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Gender (IPG). Pada tahun 2015, IPG menunjukkan angka 92,74. Angka ini menempatkan Indonesia di urutan ke 6 dari 8 negara ASEAN (Kemenpppa, 2015). Artinya, dibandingkan negara tetangganya, pencapaian pembangunan antargender di Indonesia masih tergolong rendah.

IPG dinyatakan dengan membandingkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) wanita terhadap pria untuk mengetahui tingkat kesenjangan antargender. Jika nilainya 100, artinya terjadi kesetaraan sempurna. Sebaliknya, jika nilainya 0 maka terjadi ketimpangan sempurna. Ketimpangan IPG dapat diartikan secara sederhana bahwa penduduk pria lebih mudah mengakses hasil pembangunan negara dibandingkan dengan penduduk wanita, sehingga taraf hidup wanita lebih buruk daripada pria (UNDP, 2016). Dengan demikian, permasalahan ketimpangan ini perlu segera diatasi.

Selaras dengan itu, di dalam Sustainable Development Goals (SDGs) tercantum bahwa kesetaraan gender merupakan salah satu komponen pembangunan ekonomi berkelanjutan. Maka dari itu, meningkatkan kesetaraan gender di Indonesia juga berarti meningkatkan kemampuan dan kualitas manusia Indonesia, untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan (IISD, 2015). Hal tersebut membuktikan bahwa kesetaraan taraf hidup antargender perlu untuk dicapai.

Aspek-aspek dalam IPG

Komponen IPG terdiri dari berbagai aspek kelayakan hidup manusia. Aspek pertama adalah kesehatan yang dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). Menurut BPS, AHH dinilai mampu menjadi representasi kesehatan masyarakat Indonesia karena mampu melihat rata-rata usia penduduk. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa AHH hanya merupakan salah satu dari banyak tolak ukur kesehatan di Indonesia.

Aspek berikutnya, yaitu pendidikan. Indeks pendidikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). HLS menunjukkan peluang anak usia tertentu (umumnya 7 tahun) untuk terus melanjutkan jenjang pendidikannya. Indikator ini mencerminkan capaian pemerintah dalam menyediakan fasilitas pendidikan dan kemudahan akses belajar atau bisa disebut sebagai capaian pendidikan jangka pendek. Sedangkan RLS menunjukkan rata-rata jumlah tahun masyarakat Indonesia usia tertentu (umumnya di atas 15 tahun) untuk menempuh pendidikan formal. Berbeda dengan HLS, RLS dilihat sebagai indikator capaian pendidikan jangka panjang yang menunjukkan pencapaian pemerintah dalam mempertahankan fasilitas dan kemudahan akses pendidikan

Aspek terakhir yang tidak kalah penting adalah kelayakan hidup. World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa indikator kelayakan hidup antargender dilihat dengan pendekatan pengeluaran per kapita disesuaikan atau daya beli (PPP/Unit). Dengan akumulasi dari ketiga aspek ini, maka didapat IPM wanita dan IPM pria yang kemudian dibandingkan untuk mendapatkan Indeks Pembangunan Gender (IPG).

Kondisi Indonesia Terkini

Di Indonesia, bila ditinjau dari aspek kesehatan, wanita relatif lebih sehat daripada pria. AHH penduduk pria dari tahun 2012 ke tahun 2015 ada di angka 68 sampai 69 tahun, sedangkan untuk AHH wanita cenderung konstan di atas 72 tahun. Fakta tersebut menunjukkan bahwa keberlangsungan hidup penduduk wanita lebih panjang dibanding penduduk pria.

BPS 2015
BPS 2015
Kemudian, dilihat dari aspek pendidikan, wanita dan pria memiliki perbedaan capaian pendidikan yang kecil. Dari grafik HLS, dapat diketahui bahwa wanita cenderung memiliki peluang bersekolah lebih lama dari pria. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hambatan khusus bagi pria maupun wanita Indonesia untuk terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun