Ketiga, tingginya tingkat keamanan bitcoin seringkali digunakan sebagai wadah pencucian uang dan aktivitas illegal (kasus Silk Road, Ross Ulbricht, dan AlphaBay). Bitcoin juga menuai banyak kritik terkait absennya pihak maupun otoritas yang bertanggung jawab akan keberadaan bitcoin. Hal inilah yang menjadi sumber dari perdebatan para pengamat ekonom.
Keempat, ketidakjelasan tentang asal usul dan pengembang (developer) bitcoin memberikan kontroversi yang cukup serius. Banyak pengamat yang mempertanyakan potensi kegelapan bitcoin mulai dari fraud (Massimo, 2017), kejahatan keuangan (financial crime) (Stokes, 2012), perlindungan konsumen (Dong, 2016), perkembangan jaringan tertutup berskala besar yang berpotensi membangun barriers to entry (Dong, 2017), hingga stabilitas finansial (Committee on Payments and Market Infrastructures, 2015).
Bitcoin Sebagai Komoditas Investasi
Sama halnya dengan komoditas investasi lainnya, bitcoin merupakan salah satu komoditas yang memiliki daya tarik tersendiri. Tidak sedikit orang-orang yang beralih ke bitcoin sebagai tempat menyimpan kekayaannya. Anonimitas, nilai yang konstan, dan kelebihan-kelebihan lainnya merupakan daya tarik yang tidak didapatkan ketimbang uang fiat dan instrumen saham lainnya.
Bitcoin dan Mining
Bitcoin bersifat otonom, yakni bitcoin tidak dapat dihanguskan, dibekukan, dimanipulasi, dan dirampas sebagaimana yang marak terjadi pada uang kartal. Ketika seseorang melakukan transaksi dengan bitcoin, orang tersebut tidak dapat membatalkan transaksi yang ada atau melakukan tindakan-tindakan lain yang bersifat merugikan pihak lain. Oleh karena itu, transaksi dengan bitcoin benar-benar memberikan rasa nyaman dan aman.
Selain menjadi trader, keuntungan bitcoin juga didapatkan dengan menjadi penambang (miner) bitcoin. Dikatakan miner, dikarenakan kita dapat menghasilkan dan menciptakan peredaran bitcoin ketika kita menyelesaikan block (peristilahan tempat bitcoin mengendap). Mining (kegiatan penambangan), merupakan mekanisme yang mengizinkan blockchain agar menjadi sebuah pengaman yang terdesentralisasi. Blockchain dapat mengamankan sistem bitcoin dan menjadikan sebuah sistem tanpa otoritas sentral, yaitu saat semua orang dapat melihatnya.
Penambang memvalidasi transaksi-transaksi yang terjadi dan mencatatnya pada global ledger--buku besar bitcoin (yang sering disebut dengan istilah blockchain). Penambang saling berebut untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang berbasiskan pada sebuah cryptographic hash algorithm. Pekerjaan semacam ini disebut proof-of-work--pembuktian untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada blockchain. Ketika permasalahan terselesaikan, terdapat dua jenis hadiah, yaitu bitcoin baru dan biaya transaksi.
Namun, jumlah bitcoin baru yang tercipta dari blockchain terus berkurang setiap empat tahun. Jumlah tersebut bermula dari 50 BTC, 25BTC, hingga sampai saat ini berada pada kisaran 12.5 BTC. Angka ini akan terus berkurang hingga tidak ada lagi bitcoin yang bisa diciptakan, yaitu diperkirakan terjadi pada tahun 2140, ketika sudah mencapai sekitar 21 juta bitcoin.
Untuk menyelesaikan permasalahan algoritma dan mendapat performa yang lebih cepat, banyak individu yang melakukan kegiatan penggabungan dalam suatu kelompok "pool". Dengan melakukan penyatuan tersebut, mereka diibaratkan bekerja untuk menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama dan melakukan bagi hasil diantara para anggotanya.