Kejayaan maritim Demak dan Majapahit ini tentu saja ditopang oleh teknik pembuatan kapal atau jung yang mumpuni. Di samping bahan kayu jati yang melimpah. Hutan-hutan jati di Pulau Muria, Gunung Muria, menjadi pemasok utama bahan di galangan pembuatan kapal di Jepara. Orang-orang Jepara memiliki kecakapan tinggi dalam mengolah kayu jati. Hutan jati Pulau Muria dan Pegunungan Kendeng dikenal memiliki kualitas terbaik. Wilayah Pegunungan Kendeng di masa lalu, adalah pemasok kayu jati untuk pembuatan jung d wilayah-wilayah Demak, Tuban, Rembang dan Lasem. Â
Bagian utara pulau Jawa, yang berhadapan dengan gerbang ke arah kedatangan bangsa-bangsa utara, disokong di bagian tengah Jawa dari sisi logistik dan apa yang diperdagangkan serta bahan membangun armada kelautannya. Tanpa hutan-hutan jati di Pegunungan Kendeng dan Gunung Muria, kejayaan dan perdagangan maritim kecil kemungkinan untuk terwujud.
Itulah wilayah peyangga utama perdagangan maritim di kala itu. Wilayah sekitar Blora, hingga kini, sebagian wilayahnya masih dipenuhi oleh hutan-hutan jati. Malah menjadi pemasok utama di Pulau Jawa di era ini.
::
Tahun 1511 adalah titik arus balik. Arus yang membalikkan sejarah. Di tahun tersebut de Albuquerque, seorang gubernur Portugis di India menaklukan Malaka. Kala itu Malaka di bawah Sultan Mahmud Syah. Wilayah Malaka, secara posisi berada di jalur utama perdagangan laut, terutama lalu lintas India dan China. Bagaimana kosmopolisnya Malaka, tercatat dalam kisah perjalanan Tome Pires. Ada 84 dialek bahasa yang digunakan penduduk Malaka, yang saat itu berpenduduk lebih kurang 40 ribu jiwa.
Jalur Selat Malaka adalah jalur pelayaran kuno tersibuk di dunia. Semua bangsa lalu lalang melewati celah di selat tersebut. Aneka  transaksi perdagangan, pertukaran budaya, diplomasi politik terjadi di sana. Semua bangsa berada pada posisi setara. Diizinkan membangun pos-pos dagangnya masing-masing. Tapi Spanyol dan Portugis, dua negara adikuasa Eropa dalam ekplorasi laut di masa itu, memiliki watak yang sama sekali berbeda.  Portugis dan Spanyol adalah dua adidaya di semenanjung Iberia. Semenanjung yang menjadi gerbang masuk Islam ke Eropa, yang dikenal dengan nama Andalusia. Sejarah islam berada di Semenanjung Iberia, bisa kita runut di tahun 714 M.  Kehadiran Islam di Iberia, dimulai dari kedatangan Tariq ibn Ziyad, pasukan tempur Bani Umayah di Damaskus, semasa Kalifah Al-Walid  I. Tapi berdirinya Bani Umayah di Andalusia, dimulai saat Abdurrahman ad-Dakhil melarikan diri dari percobaan pembunuhan, sekitar tahun 750-an. Â
Kedatangan pasukan Umayah di Semenanjung Iberia ini, mendorong semangat penaklukan kembali, Reconquista dari para ksatria Kristen. Semangat ini kemudian dideklarasikan resmi setelah kemenangan tahun 718 pada Perang Covadonga.Â
Dari kemenangan ini, para ksatria dan aristokrat  Pelagius mendirikan Kerajaan Kristen Asturias. Reconquista  ini mencapai puncaknya dengan perjanjian Granada di tahun 1492, saat itulah pemerintahan Bani Umayyah dan kesultanan islam kecil-kecil lainnya di Andalusia berakhir. Tahun  1496 terjadi pengusiran dan inquisisi, kaum muslimin dan yahudi.  Ancaman jika ingin selamat harus memeluk Kristen memaksa eksodus besar-bearan, ribuan muslim dibunuh di era ini. Â
Di tahun yang sama Spanyol dan Portugis menguasai dunia. Â Tahun 1492 adalah masa pelayaran Columbus. Perjanjian Todersilas ditandatangi, Paus membagi petak dunia ibarat sekarat roti. Sepotong untuk Portugis, sepotong lagi untuk Spanyol. Kedua kerajaan ini, seolah mendapatkan legitimasi langit untuk menjarah dan membungihanguskan bangsa-bangsa lain. Â Spanyol mendapatkan belahan dunia ke arah barat hingga ke Benua Amerika. Portugis ke arah Timur, India, Malaka hingga kepulauan Maluku.
Bertram Johannes Otto Schrieke dan Anthony Reid adalah dua sejarawan Nusantara yang menyodorkan teori bahwa kedua negara di Semenanjung Iberia itu bermotif agama dan dendam sejarah, dalam melakukan perampasan dan kolonialismenya. Tentu kajian keduanya didukung oleh fakta-fakta sejarah yang terdokumentasikan. Menurutnya kolonolisme Portugis dan Spanyol dipicu oleh sentimen anti-Islam, sebagai perluasan Perang Salib dan semangat reconquista di Semenanjung Iberia. Â
Kecemberuan dan sentimen kedua negara Iberia tersebut tampak jelas. Di sepanjang jalur-jalur maritim dan pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai negeri-negeri dan pedagang muslim, Portugis dan Spanyol melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal muslim. Penyerangan ini bahkan sampai ke wilayah Nusantara.
 Portugis menduduki selat  Malaka di tahun 1511, menjarah dan menyerang kapal-kapal haji dan membunuh para peziarah sepanjang India (terutama di Goa), Hormouz (daerah Iran sekarang), hingga nusantara. Portugis menjadi teroris maritim. Penaklukan Malaka di tahun 1511 ini, kemudian menjadi titik awal kolonialisme di Nusantara. Kolonialisme yang landasan utamanya adalah : ketamakan dan dendam sejarah.