Mohon tunggu...
Hima LailyMadu
Hima LailyMadu Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

sedang mencoba menulis supaya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Urban Legend dalam Film "Hi5teria (2012)"

22 November 2018   06:16 Diperbarui: 22 November 2018   10:13 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia terdapat banyak film horor, dari yang benar-benar horor sampai horor yang 'semi' film biru. Beberapa orang dalam bidang perfilman Indonesia mencoba membuat film horor yang berbeda dengan kebanyakan film horor Indonesia saat itu. 

Salah satu film horor yang sedikit berbeda dengan kebanyakan film horor di Indonesia adalah film berjudul Hi5teria. Film ini merupakan salah satu film horor omnibus di Indonesia. 

Film omnibus adalah film yang berisi beberapa film pendek namun memiliki jalan cerita yang berbeda dengan satu genre yang sama. Ada 3 film omnibus di Indonesia dengan genre horor, yaitu Takut: Face of Fear (2008), Fisfic 6 Vol.1 (2011), Hi5teria (2012), Solit4ire (2014).

Hi5teria merupakan film yang digarap oleh sineas muda dan masih baru dalam dunia perfilman Indonesia. Film ini berisi 5 film pendek yang memiliki tema yang dekat dengan kehidupan sekitar kita. Judul film yang ada dalam omnibus film ini adalah Pasar Setan, Wayang Koelit, Kotak Musik, Palasik, dan Loket. 

Tiga dari lima film merupakan film yang mengangkat cerita khas Indonesia, sementara dua lainnya adalah film yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pasar Setan, Wayang Koelit, dan Palasik merupakan tiga film yang didasari oleh cerita-cerita legenda urban dari Indonesia.

Sayang sekali Pasar Setan tidak terlalu dapat memvisualisasikan dengan konkrit keseraman di dalam pasar setan yang ada di gunung Lawu. 

Berbeda dengan Wayang Koelit dan Palasik yang memberikan visualisasi keseraman dari dua hal tersebut. Selanjutnya Wayang Koelit dan Palasik merupakan film yang akan dibahas dalam postingan ini dengan lebih mendalam.

Wayang kulit merupakan sebuah pertunjukan khas di Jawa. Beberapa hal bisa membuat orang yang baru pertama melihat wayang kulit menjadi berdiri bulu kuduknya, selain karna biasanya dilakukan pada malam hari, yang melakukan pertunjukan wayang kulit tentu saja melakukan ritual, dan hal lain yang bisa membuat bulu kuduk berdiri adalah musik pengiringnya berupa gamelan yang biasanya sarat akan aura mistis bagi orang awam. 

Dalam film Wayang Koelit yang dikerjakan oleh Chairun Nissa menjadikan musik sebagai pemicu ketegangan yang sangat penting. Jumpscare yang diberikan rasanya akan tidak terlalu menyeramkan tanpa adanya musik gamelan yang mengiringinya.

 Di pulau Jawa, terdapat legenda urban mengenai wayang kulit ruwatan, bahwa jika seseorang meninggalkan tempat pertunjukan maka orang tersebut akan diganggu oleh makhluk raksasa yang jahat bernama Murwakala yang datangnya dari wayang yang sedang dipertunjukkan. 

Maka melalui Nicole sebagai tokoh utama dalam film ini, Chairun Nissa mencoba menyampaikan legenda tersebut dengan sedikit modifikasi.

Jalan cerita dalam Wayang Koelit tidak terasa tergesa-gesa. Meski dengan durasi yang pendek, film ini mampu mempertahankan struktur dramatik yang runtut. 

Kita dibawa menuju klimaks film dengan tegas di setiap tahapan dramatiknya. Sementara kita menuju klimaks, Chairun Nissa tidak membiarkan kita tenang, ia menyisipkan mitos yang disampaikan Oding sang guide tour dan jumpscare untuk membuat penonton tetap bertahan di depan layar dengan perasaan takut namun penasaran dengan apa yang sebenarnya akan terjadi pada Nicole. 

Permasalahan yang diberikan Chairun Nissa kepada Nicole adalah hal yang ringan namun dapat menjadi roda penggerak kesuluruhan cerita. 

Terdapat sebuah plot twist yang tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya, yaitu bahwa Nicole datang ke pertunjukan wayang dengan 'tujuan' yang jelas.  

Namun, hal yang sedikit tidak jelas bagi saya adalah di bagian-bagian akhir film, tentang motivasi Nicole untuk melakukan sesuatu terasa aneh bagi saya. Entah karna memang tidak diberikan detil shot pada apa yang dilakukan Nicole dengan penerangan yang lebih baik, atau karna memang saya yang tidak paham kenapa Nicole melakukan hal tersebut. 

Bagi orang awam, film ini mungkin akan membuatnya semakin takut dengan pertunjukan wayag kulit dan musik gamelan sebagaimana sejak dulu musik gamelan terkenal dengan hawa mistisnya.

Palasik di tanah Minang merupakan sebuah ilmu hitam yang digunakan seseorang untuk menjadi seorang yang berpunya, bisa dikatakan pesugihan jika ini terjadi di pulau Jawa. Palasik ini bukanlah sesosok hantu, namun dia adalah makhluk gaib yang dihasilkan oleh ilmu Palasik. 

Palasik biasanya memakan bayi/balita, baik yang masih di dalam kandungan maupun yang sudah mati (dikubur), oleh karena itu makhluk ini sangat ditakuti oleh ibu-ibu hamil. 

Dalam film Palasik, Nicho Yudifar berusaha menyampaikan legenda palasik dengan sedikit berbeda dari segi visualisasi makhluk palasiknya, namun tetap menyeramkan bagi orang-orang yang sebelum menonton film ini tidak tau palasik itu apa. 

Jika dalam kenyataannya palasik memakan bayi manapun yang ada, namun dalam film ini seorang yang melakukan ilmu palasik mengorbankan istrinya yang tengah mengandung bayi dari si palasik ini sendiri.

Jumpscare yang diberikan memang membuat kita 'jump' dalam ketakutan karena terkaget-kaget dengan wujud si palasik ditambah ilustrasi musik yang kontras dan tinggi saat palasik itu muncul.

Palasik ini memiliki beberapa jenis, dan dalam film Palasik yang satu ini merupakan palasik Kuduang yang sepertinya akan memakan bayi dalam kandungan sang ibu. Vika merupakan seorang istri dari orang yang melakukan ilmu palasik. 

Ia dibawa liburan sehingga ia bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya. Nicho Yudifar dengan teliti menyelipkan detil hal berkaitan dengan palasik yang nantinya akan dipercaya sebagai penyelamat hidup bagi Vika sang ibu hamil. 

Bagi saya film ini terkesan sedikit terburu-buru meski memenuhi tujuh urutan struktur dramatik oleh Bertolt Brecht. 

Ada pula beberapa kejanggalan cerita yang saya temukan saat menonton film ini. Saya menemukan sebuah tulisan yang menjelaskan bagaimana cara menghentikan palasik, namun dalam film ini menggunakan cara menghentikan palasik yang berbeda. Plot twist juga muncul dalam film Palasik di akhir cerita yang tidak akan bisa anda tebak sebelumnya.

Kedua film dalam film Hi5teria ini sejatinya merupakan film horor yang mengangkat legenda urban dengan lumayan baik. Namun, tetap saja dalam film ini masih terdapat unsur film horor semi yaitu pakaian ketat dan adegan dalam kamar mandi. 

Meski hanya satu bagian, tapi sangat disayangkan jika hal ini membuat penonton tetap berpikir bahwa film horor Indonesia tidak bisa lepas dari hal-hal sensual. Jika anda penikmat film horor yang sebenarnya mungkin kalian bisa menambahkan film ini dalam list tontonan anda. 

Jika Wayang Koelit dibandingkan dengan Palasik, dari segi cerita mungkin bisa dikatakan bahwa Wayang Koelit bisa menyampaikan cerita dengan lebih baik daripada Palasik. 

Tapi jika membahas keseluruhan cerita dalam film Hi5teria, maka film Loket adalah yang paling baik dari sisi penceritaannya diantara kelima film yang ada. 

Untuk ukuran sutradara baru film horor yang dihasilkan dalam Hi5teria lumayan cukup untuk merubah mindset orang bahwa horor Indonesia hanya bisa menyampaikan hal sensual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun