Para pemangku kepentingan masyarakat baik secara individu, kelompok, maupun pemerintah telah merespon perubahan iklim pada tingkat makro. Para petani berusaha untuk mempertahankan bisnis pertanian mereka dengan menyesuaikan atau mengadaptasi praktik pertanian dengan perubahan iklim yang sedang berlangsung.
Penggunaan varietas padi yang menghasilkan emisi yang rendah. Padi disebut sebagai sumber utama emisi gas metana yang menghasilkan 20–100 Tg CH4 per tahun (IPCC 1992). Perbedaan sifat fisiologi dan morfologi varietas padi memengaruhi emisi gas metana. Menurut penelitian dari Pawitan dkk. (2008) telah dikumpulkan berbagai varietas padi dan tingkat emisinya seperti varietas yang paling rendah emisi yaitu Maros dengan 74 kg CH4/ha/musim emisi yang dikeluarkan, Way Rarem mengeluarkan 91,60 kg CH4/ha/musim, Limboto mengeluarkan 99,20 kg CH4/ha/musim, dan Ciherang mengeluarkan 114,80 kg CH4/ha/musim.
Petani biasanya menanam IR64 sebagai varietas padi. Namun, saat ini petani mulai mengganti IR64 dengan varietas yang serupa yaitu Ciherang. Selain lebih tahan terhadap hama dan penyakit, varietas Ciherang menghasilkan emisi gas metana yang lebih rendah. Oleh karena itu, penanaman varietas Ciherang yang lebih luas akan mengurangi emisi gas rumah kaca dari lahan sawah.
Penggunaan pupuk ZA (Zwavelzure Amonium) sebagai sumber pupuk N (Nitrogen). Pupuk ZA dapat menurunkan emisi gas metana hingga 62% jika pupuk disebar di permukaan tanah dan 6% jika pupuk dibenamkan ke dalam tanah (Lindau dkk., 1993). Namun, metode ini tidak dapat digunakan di semua lokasi. Ini hanya cocok untuk tanah dengan pH tinggi. Pupuk ZA menghasilkan emisi gas metana 157 kg CH4/ha/musim yang lebih rendah 12% dibandingkan dengan pupuk urea yang menghasilkan 179 kg CH4/ha/musim.
Penggunaan pengairan berselang (intermittent irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Pengairan berselang bertujuan untuk menghemat air irigasi agar areal yang dapat diairi menjadi lebih luas. Pengairan berselang tidak hanya menghemat air, tetapi dapat mengurangi emisi gas metana dari lahan sawah.Â
Metode pengairan berselang (mengairi lahan dan mengeringkannya secara berkala dalam jangka waktu tertentu) dan sistem leb (mengairi lahan kemudian dibiarkan air mengering, lalu diairi lagi) adalah dua metode yang dapat digunakan untuk menghemat air irigasi. Cara ini memengaruhi sifat fisiko-kimia tanah (pH dan Eh) yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman karena menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi tanaman seperti asam-asam organik dan H2 S. Selain itu, dapat menekan emisi gas metana hingga 88%.
Penggunaan teknik tanpa olah tanah (TOT), penanaman dengan sistem tanpa olah tanah tidak membutuhkan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan, melainkan hanya membutuhkan lubang untuk menanamkan benih ke dalam tanah. Pengolahan tanah secara kering dapat mengurangi emisi gas metana dari tanah dibandingkan dengan pengolahan tanah basah atau pelumpuran.Â
Hal ini disebabkan proses bahan organik berlangsung secara aerobik sehingga C terbebas dalam bentuk CO2 lebih rendah tingkat pemanasannya dibandingkan dengan CH4. Pengolahan tanah tanpa olah tanah dapat menurunkan emisi gas metana sekitar 31,50% - 63,40% dibandingkan dengan pengolahan tanah basah. Metode tanpa olah tanah cocok diterapkan di lahan sawah seperti halnya pada tanaman padi yang telah dipanen sebelumnya.
Para generasi muda perlu didorong untuk melakukan pengendalian perubahan iklim lewat aksi-aksinya. Generasi muda memiliki ciri berani dalam mengemukakan pendapat dan memiliki kemampuan dalam membuat ide atau gagasan yang baru, inovatif, serta kreatif dalam pengendalian perubahan iklim di dunia.
Pendanaan riset bagi para pemuda. Pemuda memiliki potensi unggul atas gagasan dan inovasi kreatif yang membuka kesempatan untuk kontribusi dalam bidang penelitian dan pengembangan. Investasi pada bidang riset dan inovasi diharapkan dapat membantu para pemuda yang memiliki rasa keingintahuan serta talenta, khususnya pada bidang pertanian.Â
Agenda riset tentu perlu memiliki perencanaan yang terarah sehingga anggaran yang dikeluarkan dapat digunakan secara efektif dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Atas dasar tersebut, dibutuhkan dukungan pihak swasta maupun pemerintah dalam mengoptimalkan pendanaan dalam agenda ini.