Mohon tunggu...
HIMA ESP FEB UNPAD
HIMA ESP FEB UNPAD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran

Berdasarkan dengan surat keputusan pemerintah No 37 tahun 1957 pada tahun 1957, Program Studi Ekonomi di Universitas Padjadjaran berdiri pada 18 september tahun 1957 dibawah naungan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Pada tahun 1981, dengan berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia terdapat perubahan penamaan dari jurusan Program Studi Ekonomi menjadi Program Ekonomi Studi Pembangunan yang didasarkan kepada surat keputusan pemerintah No 27 tahun 1981 tentang peraturan mengenai program studi di tingkat fakultas, yang juga di dukung oleh surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No: 0133/U/1994 tentang kurikulum nasional. Himpunan Mahasiswa Ekonomi Studi Pembangunan (HIMA ESP FEB Unpad) sendiri berdiri didasarkan kepada kebutuhan mahasiswa akan wadah bagi mahasiswa di jurusan Ekonomi Studi Pembangunan untuk mengembangkan pola pikir, kepribadian serta penerapan yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajari agar dapat diterapkan langsung ke masyarakat yang didasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa. HIMA ESP FEB Unpad sendiri memiliki sistem kerja yang didasarkan oleh rasa kekeluargaan dan juga profesional yang dijalankan secara beriringan agar tujuan serta visi dan misi dari HIMA ESP FEB Unpad tersebut dapat tercapai.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Suhu Naik, Harga Panen Naik: Nego ke Siapa?

18 September 2023   18:00 Diperbarui: 18 September 2023   18:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Para pemangku kepentingan masyarakat baik secara individu, kelompok, maupun pemerintah telah merespon perubahan iklim pada tingkat makro. Para petani berusaha untuk mempertahankan bisnis pertanian mereka dengan menyesuaikan atau mengadaptasi praktik pertanian dengan perubahan iklim yang sedang berlangsung.

Penggunaan varietas padi yang menghasilkan emisi yang rendah. Padi disebut sebagai sumber utama emisi gas metana yang menghasilkan 20–100 Tg CH4 per tahun (IPCC 1992). Perbedaan sifat fisiologi dan morfologi varietas padi memengaruhi emisi gas metana. Menurut penelitian dari Pawitan dkk. (2008) telah dikumpulkan berbagai varietas padi dan tingkat emisinya seperti varietas yang paling rendah emisi yaitu Maros dengan 74 kg CH4/ha/musim emisi yang dikeluarkan, Way Rarem mengeluarkan 91,60 kg CH4/ha/musim, Limboto mengeluarkan 99,20 kg CH4/ha/musim, dan Ciherang mengeluarkan 114,80 kg CH4/ha/musim.

Petani biasanya menanam IR64 sebagai varietas padi. Namun, saat ini petani mulai mengganti IR64 dengan varietas yang serupa yaitu Ciherang. Selain lebih tahan terhadap hama dan penyakit, varietas Ciherang menghasilkan emisi gas metana yang lebih rendah. Oleh karena itu, penanaman varietas Ciherang yang lebih luas akan mengurangi emisi gas rumah kaca dari lahan sawah.

Penggunaan pupuk ZA (Zwavelzure Amonium) sebagai sumber pupuk N (Nitrogen). Pupuk ZA dapat menurunkan emisi gas metana hingga 62% jika pupuk disebar di permukaan tanah dan 6% jika pupuk dibenamkan ke dalam tanah (Lindau dkk., 1993). Namun, metode ini tidak dapat digunakan di semua lokasi. Ini hanya cocok untuk tanah dengan pH tinggi. Pupuk ZA menghasilkan emisi gas metana 157 kg CH4/ha/musim yang lebih rendah 12% dibandingkan dengan pupuk urea yang menghasilkan 179 kg CH4/ha/musim.

Penggunaan pengairan berselang (intermittent irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Pengairan berselang bertujuan untuk menghemat air irigasi agar areal yang dapat diairi menjadi lebih luas. Pengairan berselang tidak hanya menghemat air, tetapi dapat mengurangi emisi gas metana dari lahan sawah. 

Metode pengairan berselang (mengairi lahan dan mengeringkannya secara berkala dalam jangka waktu tertentu) dan sistem leb (mengairi lahan kemudian dibiarkan air mengering, lalu diairi lagi) adalah dua metode yang dapat digunakan untuk menghemat air irigasi. Cara ini memengaruhi sifat fisiko-kimia tanah (pH dan Eh) yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman karena menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi tanaman seperti asam-asam organik dan H2 S. Selain itu, dapat menekan emisi gas metana hingga 88%.

Penggunaan teknik tanpa olah tanah (TOT), penanaman dengan sistem tanpa olah tanah tidak membutuhkan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan, melainkan hanya membutuhkan lubang untuk menanamkan benih ke dalam tanah. Pengolahan tanah secara kering dapat mengurangi emisi gas metana dari tanah dibandingkan dengan pengolahan tanah basah atau pelumpuran. 

Hal ini disebabkan proses bahan organik berlangsung secara aerobik sehingga C terbebas dalam bentuk CO2 lebih rendah tingkat pemanasannya dibandingkan dengan CH4. Pengolahan tanah tanpa olah tanah dapat menurunkan emisi gas metana sekitar 31,50% - 63,40% dibandingkan dengan pengolahan tanah basah. Metode tanpa olah tanah cocok diterapkan di lahan sawah seperti halnya pada tanaman padi yang telah dipanen sebelumnya.

Para generasi muda perlu didorong untuk melakukan pengendalian perubahan iklim lewat aksi-aksinya. Generasi muda memiliki ciri berani dalam mengemukakan pendapat dan memiliki kemampuan dalam membuat ide atau gagasan yang baru, inovatif, serta kreatif dalam pengendalian perubahan iklim di dunia.

Pendanaan riset bagi para pemuda. Pemuda memiliki potensi unggul atas gagasan dan inovasi kreatif yang membuka kesempatan untuk kontribusi dalam bidang penelitian dan pengembangan. Investasi pada bidang riset dan inovasi diharapkan dapat membantu para pemuda yang memiliki rasa keingintahuan serta talenta, khususnya pada bidang pertanian. 

Agenda riset tentu perlu memiliki perencanaan yang terarah sehingga anggaran yang dikeluarkan dapat digunakan secara efektif dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Atas dasar tersebut, dibutuhkan dukungan pihak swasta maupun pemerintah dalam mengoptimalkan pendanaan dalam agenda ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun