Film "Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film" yang disutradarai oleh Yandy Laurens dengan mengangkat genre drama romantis membuat para penonton sangat berkesan.
Tidak hanya dalam segi adegan ataupun dialog, film ini menyihir para penonton untuk mengambil pesan di dalamnya. Berikut adalah pesan-pesan yang diambil dari film tersebut :
1. Cara berduka pada setiap orang itu berbeda
Seperti yang Hana (Nirina Zubir) alami pasca meninggal suaminya Denny (Donne Maula), ia berduka dengan cara ia terus menjalani hidupnya seperti biasa, meskipun rasa duka melarangnya merasa bahagia.
"menurutku, ya, Gus. Yang berat dari berduka adalah hidup harus berjalan terus, kan. Padahal kitanya lagi nggak mau jalan..." -Hana-
Masih berduka pun tidak sepenuhnya salah, tetapi sisipkanlah rasa ikhlas dan legowo dalam hati. Berduka membuat manusia menumbuhkan rasa empati dan rasa syukur.
2. Tidak semua masa lalu itu dilupakan dan ditinggalkan
Bagus (Agus Ringgo) menyukai Hana (Nirina Zubir), tapi karena suami Hana baru meninggal dunia, akhirnya Bagus belum berani mengungkapkan rasa sukanya pada Hana. Bagus berharap membuat film original dan menulis semua percakapan serta pertemuan-pertemuan dengan Hana.
Menurut Bagus, Hana tidak perlu merelakan masa lalu, Hana bisa membawa masa lalu dengan suaminya. Bagus merasa bahwa Denny suaminya Hana, benar-benar menempati hati Hana besar sekali, sampai ia hanya meminta bagian kecilnya aja, jika masih ada.
3. Membangun sebuah hubungan baru itu perlu dari awal
Dalam membangun sebuah hubungan dibutuhkan perkenalan kemudian pendekatan, setelah itu harus mengulang lagi dari awal harus melewati masa-masa berkelahi lagi, melewati masa-masa menerima dan belajar lagi saling mengerti.
4. Berani menghadapi kenyataan
Dalam narasi, Â Hana menjauhi Bagus, karena Hana tahu bahwa Bagus mencintainya. Hal ini ditulis oleh Bagus dalam naskah filmnya.
Ketika Bagus sakit dan Hana menjenguknya, tidak sengaja Hana membaca naskah film yang telah dicetak. Hal itu membuat Hana marah besar pada Bagus, karena ceritanya ditulis dan dijadikan naskah film. Padahal itu hanyalah asumsi Bagus, karena dia takut Hana membaca naskah filmnya sebelum diterbitkan menjadi film. Padahal pada kenyataannya, Hana membaca dan mengetahui isi naskah film Bagus yang dibuatkan untuknya, bahkan dia mengapresiasi apa yang Bagus bikin untuknya.
5. Mengubah pemahaman cinta
Cinta yang selalu digambarkan di film-film dengan alur cerita remaja, seolah-olah cinta hanyalah milik masa remaja. Melalui film ini, kita belajar bahwa cinta tidak hanya dimiliki anak remaja, tetapi orang dewasa juga. Seperti kata Hana bahwa apapun keadaannya, obrolkan saja.
Dalam film ini menyatakan bahwa obrolan-obrolan sederhana yang selalu dilakukan setiap hari diiringi dengan tawa itu bisa memupuk bahkan bisa menumbuhkan cinta itu sendiri. Sangat sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H