4. Berani menghadapi kenyataan
Dalam narasi, Â Hana menjauhi Bagus, karena Hana tahu bahwa Bagus mencintainya. Hal ini ditulis oleh Bagus dalam naskah filmnya.
Ketika Bagus sakit dan Hana menjenguknya, tidak sengaja Hana membaca naskah film yang telah dicetak. Hal itu membuat Hana marah besar pada Bagus, karena ceritanya ditulis dan dijadikan naskah film. Padahal itu hanyalah asumsi Bagus, karena dia takut Hana membaca naskah filmnya sebelum diterbitkan menjadi film. Padahal pada kenyataannya, Hana membaca dan mengetahui isi naskah film Bagus yang dibuatkan untuknya, bahkan dia mengapresiasi apa yang Bagus bikin untuknya.
5. Mengubah pemahaman cinta
Cinta yang selalu digambarkan di film-film dengan alur cerita remaja, seolah-olah cinta hanyalah milik masa remaja. Melalui film ini, kita belajar bahwa cinta tidak hanya dimiliki anak remaja, tetapi orang dewasa juga. Seperti kata Hana bahwa apapun keadaannya, obrolkan saja.
Dalam film ini menyatakan bahwa obrolan-obrolan sederhana yang selalu dilakukan setiap hari diiringi dengan tawa itu bisa memupuk bahkan bisa menumbuhkan cinta itu sendiri. Sangat sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H