IKL itu sendiri adalah ukuran yang digunakan Formappi untuk menilai kinerja anggota dewan berdasarkan beberapa indikator, seperti kehadiran rapat, pengajuan usul inisiatif, pengawasan pemerintah, penyerapan anggaran, dan interaksi dengan publik.
Dari 13 artis tersebut, yang paling tinggi IKL-nya adalah Krisdayanti dari PDIP dengan nilai 3,67 (dari skala maksimal 5). Sementara itu, yang paling rendah adalah Rano Karno dari PDIP dengan nilai 1,67. Rata-rata IKL artis di DPR RI adalah 2,77, lebih rendah dari rata-rata seluruh anggota dewan yang mencapai 2,94.
Selain itu, dari 13 artis tersebut, hanya ada dua yang menjadi pimpinan komisi atau badan di DPR RI, yaitu Eko Patrio dari PAN sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran dan Rieke Diah Pitaloka dari PDIP sebagai Wakil Ketua Komisi X. Sisanya hanya menjadi anggota biasa atau bahkan tidak masuk dalam komisi.
Tantangan dan Peluang Artis di Parlemen
Meski kinerjanya kurang memuaskan, bukan berarti artis gak punya potensi buat jadi politisi yang baik. Artis juga menghadapi beberapa tantangan yang mungkin gak dialami oleh caleg lain.Â
Misalnya, mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan politik yang berbeda dengan dunia hiburan. Mereka juga harus bisa mengatasi stigma negatif dari masyarakat yang menganggap mereka gak serius atau gak kompeten.
Di sisi lain, artis juga punya beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan buat meningkatkan kinerja dan citra mereka di parlemen.Â
Misalnya, mereka bisa memanfaatkan popularitas dan jaringan mereka buat menyosialisasikan program dan kebijakan yang dibuat oleh partai atau komisi mereka. Mereka juga bisa memanfaatkan media sosial dan platform digital buat berinteraksi dengan publik dan mendengarkan aspirasi mereka.
Selain itu, artis juga bisa belajar dari pengalaman dan contoh dari artis lain yang sudah berhasil menjadi politisi yang dihormati dan diakui. Misalnya, Nurul Arifin dari Golkar yang menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan 2014-2019.Â
Dia dikenal sebagai politisi yang vokal dan kritis terhadap isu-isu penting, seperti korupsi, hak asasi manusia, dan pendidikan. Dia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan keagamaan.
Atau misalnya, Dede Yusuf dari Demokrat yang menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan Bupati Purwakarta periode 2013-2018. Dia dikenal sebagai pemimpin yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.Â
Dia berhasil meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan publik di Purwakarta dengan berbagai program unggulan, seperti Kartu Sejahtera Purwakarta (KSP), Pasar Cinta Rakyat (PCR), dan Festival Mipanas.