Ciu merupakan minuman beralkohol yang banyak beredar di Jawa Tengah. Sejarah ciu dapat ditelusuri lagi sejak zaman penjajahan Belanda ketika ada miras dengan label Batavia Arrack van Oosten. Pada saat itu Batavia Arrack van Oosten memproduksi miras dengan bahan baku yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia seperti beras yang difermentasi, tetes tebu, dan juga kelapa.Â
Ciu terdapat dua macam, yaitu ciu Banyumas dan ciu Bekonang yang berasal dari Sukoharjo. Ciu Bekonang berkembang sejak 1950-an di daerah Mojolaban, Sukoharjo. Ciu Bekonang dibuat dari tetes tebu dengan cara disuling. Sedangkan ciu Banyumas membuat racikan minumannya menggunakan bahan baku ketela pohon. Hingga saat ini, pembuatan ciu Banyumas masih tergolong cukup tradisional dan tidak mengandung campuran bahan kimia lainnya.
Minuman beralkohol tradisional ini berasal dari daerah yang beragam dengan berbagai jenis. Ada masyarakat Indonesia yang menjadikan produksi minuman beralkohol seperti ini sebagai mata pencaharian. Tetapi, produksi minuman seperti ini hanya diketahui dan dikuasai oleh sekelompok masyarakat yang memang hobi mengonsumsi minuman-minuman tersebut, karena kebanyakan pemerintah kurang memfasilitasi dan mendukung industri dalam negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H