Mohon tunggu...
Hilna Tunisa
Hilna Tunisa Mohon Tunggu... -

Psychology - Universitas Gunadarma'17

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Anak Bangsa

8 Januari 2018   06:55 Diperbarui: 8 Januari 2018   08:37 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dwgwisnu.files.wordpress.com

Indonesia terdiri dari keanekaragaman Budaya

Dilandasi oleh berbeda-beda bahasa

Kau, aku, dan mereka adalah satu abadi

Kokoh menjadi ritme dalam suara

Suara penuh makna dari kesatuan yang ada

Berbeda-beda pandangan adalah gagasan dari persatuan

Lalu, bagaimana dengan perbedaan?

Terpecah belah kah? Atau hanya sekadar masalah untuk kaum-kaum apatis?

Pertanyaaan dari ketiadaan jawaban adalah diam paling berbahaya

Otak berpikir, hati meresapi, namun mulut tak mampu menuangkan

Lemah, tidak berdaya. Acuh, pecundang; kau

Kepada yang tidak bersusah payah memperjuangkan

Aku jengah dan terperangah

Di kala topeng ego dan nafsu yang sedang berulah

Inilah tugasmu, tugasku, dan tugas kita semua

Menjaga dari parasit mengatas namakan kebenaran

Jangan diam!

Karena diammu adalah musuhmu sendiri

Tak perlu kau angkat pedang ataupun bedil seperti mereka dulu; pahlawanku

Cukup dengan menjaga bukan menjagal satu sama lain

Kita seperti matahari yang teriknya mampu memberikan kehangatan dalam persatuan

Warnanya mampu membuat keseragaman dalam perbedaan

Cahayanya mampu menjunjung tinggi semangat perjuangan

Ketiganya adalah pemersatu, bukan jurang pemisah yang fana

Jaga ini! Keberagaman kita di tanah ini

Perbedaan bukanlah pemisah melainkan sebuah pemersatu

Indahnya pelangi tak akan berarti jikalau tanpa komposisi

Jangan oh jangan kau rusak wahai penerus napas

Cita-cita, luka, dan darah telah bersatu

Di atas perbedaan bahasa dan suku

Semuanya hanya untuk satu; Bhineka Tunggal Ika

Ingatlah ini wahai Putra-Putri Bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun