Menurut prognostikasi doktrin mereka, Marx dan Engels mengharapkan orang-orang modern perkotaan untuk mengambil kendali cerdas atas sistem industri yang akan mereka warisi dengan revolusi sosialis yang tak terhindarkan.
Sistem politik yang akan diciptakan oleh para pekerja yang diberkahi ini akan menjadi sistem yang secara fundamental demokratis, ekonominya dibangun dalam asosiasi besar, sukarela, barang-barang yang diproduksi sesuai dengan "rencana umum" yang disepakati bersama. Kondisi itu akan menjadi sistem yang akan menyelesaikan rasa keterasingan yang telah menimpa para pekerja (Kautsky, 1904).
Logika yang kuat dari doktrin ini membuat baik Marx maupun Engels bersikeras bahwa revolusi sosialis hanya bisa berupa produk dari sistem industri maju yang dihuni oleh kaum proletar perkotaan.
Bagi para pendiri Marxisme klasik, tidak ada kelas lain yang memiliki sifat-sifat kelas pekerja perkotaan. Yang paling tidak dilengkapi adalah para petani yang dirundung dengan "kebodohan pedesaan" (Marx dan Engels, 1976; X 415, 422, 469e72.). Bagi Engels, semua itu hanyalah "ABC sosialisme" (Marx dan Engels, 1961 XVIII 556e67).
Ini adalah gambaran umum revolusi yang dibawa Lenin muda ke abad kedua puluh. Sayangnya, pada saat itu kedua pendiri Marxisme klasik telah tutup usia dan dengan kepergian mereka, ada yang siap untuk memperkenalkan modifikasi substantif ke dalam doktrin yang berlaku.
Segera setelah meninggalnya kedua pendiri doktrin, Eduard Bernstein, seorang kolaborator erat dari Engels sendiri, memperkenalkan perubahan-perubahan substantif ke dalam doktrin tersebut. Bernstein memberikan dasar bagi advokasi bentuk sosialisme "demokratis" yang pada dasarnya tanpa kekerasan (Bernstein [1898] 1961).
Dalam lingkungan yang sama dari tinjauan doktrinal, Georges Sorel menganjurkan bentuk Marxisme yang membahas masalah baru mobilisasi massa melalui penggunaan suasi moral dan kekerasan selektif (Sorel, 1950).
Bersama dengan idealisme filosofis dari Giovanni Gentile, Sorelianisme adalah untuk memberikan alasan revolusioner bagi Fasisme Mussolini. Sementara itu, Ludwig Woltmann menemukan permohonan untuk rasisme biologis di dasar-dasar yang sangat teoretis dari Marxisme.
Dengan demikian, pada tahun 1920, Marxisme yang ditinggalkan oleh Marx dan Engels telah melahirkan sejumlah varian di antaranya adalah mereka yang akan terus berfungsi sebagai alasan intelektual untuk gerakan massa Sosialisme dan Fasisme Nasional (Gregor, 2009). Leninisme hanyalah satu di antara beberapa varian (Lenin, 1961).
Referensi
Bernstein, Eduard, 1961. Evolutionary Socialism: A Criticism and Affirmation. Schocken Books, New York.